DBD Mengancam, Dinkes Ajak Masyarakat Lakukan Gerakan PSN
CIREBON-Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon tahun 2023 mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun 2022. Dari Januari sampai Oktober 2023, jumlahnya sebanyak 635 kasus dengan jumlah kasus meninggal dunia sebanyak 5 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Hj Neneng Hasanah mengatakan, jumlah kasus DBD tahun ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2022 kemarin.
Menurutnya jumlah kasus dalam satu tahun di tahun 2022 kemarin mencapai 1815 kasus dengan angka kematian sebanyak 11 orang. “Tahun ini tentu lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2022 dengan jumlahnya di angka 1815,” ujar Neneng.
Neneng mengatakan peningkatan jumlah kasus tersebut biasanya terjadi pada musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. “Biasanya meningkat di peralihan, musim panas ke musim hujan,” kata Neneng.
Ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan antisipasi melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pasalnya, sesuai prediksi BMKG, musim kemarau tahun ini akan segera berakhir dan musim hujan segera tiba.
Sejauh ini, lanjut Neneng, pihaknya sudah bekerjasama dengan pihak desa dan kecamatan untuk mengedukasi masyarakat agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, melalui semua Puskesmas, pihaknya rutin mengedukasi masyarakat agar melakukan PSN.
“Kita melalui puskesmas memberikan edukasi bahwa dalam kondisi seperti ini kita harus melakukan PSN dan melakukan antisipasi,” katanya.
Neneng berharap, masyarakat di Kabupaten Cirebon terutama di wilayah kantong yang faktor risikonya tijggi, melakukan PSN setiap minggu. Sebelumnya, Dinkes Kabupaten Cirebon, mencatat, kasus DBD dari Januari hingga Maret 2023 mencapai 299 kasus. Dari jumlah tersebut, 2 kasus meninggal dunia.
Upaya pencegahan DBD dapat dilalukan dengan gerakan 3M plus yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang, serta PSN. Metode tersebut, dinilai paling tepat untuk mengendalikan dan mencegah nyamuk berkembang biak.
Sedangkan pengasapan atau fogging dinilai sudah kurang baik. Karena cara pemberantasan nyamuk dengan menggunakan bahan kimia tersebut, justru membuat nyamuk dapat beradaptasi sehingga menjadi kebal terhadap pengasapan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon sudah mengurangi cara pemberantasan dengan pengasapan karena dinilai kurang efektif.(Junaedi)