Wujudkan Sekolah Ramah Anak, MI PUI Kuningan Gelar Sosialisasi Pencegahan Perundungan
KUNINGAN-Madrasah Ibtidaiyah (MI) Persatuan Umat Islam (PUI) Kuningan menjalin kerja sama dengan Polsek Kuningan Kota melakukan sosisalisasi pencegahan perundungan (bullying) dan tindak kekerasan, di Padepokan Perguruan Silat Bima Suci, Minggu (15/10/1023).
Dalam Sosialisasi yang bertemakan “Pencegahan Perundungan/Bullying dan Kekerasan Berbasis Madrasah” inianggota Polsek Kuningan Aiptu Irwan dan Bripka Udin Jubaedi menyampaikan tentang menciptakan sekolah ramah anak tanpa kekerasan. Sebab dampak dari kekerasan pada anak seperti melakukan pemukulan, menampar atau menendang dapat dikenakan sanksi pidana. Begitu pula dengan aksi perundungan tidak dibenarkan, walaupun tanpa melakukan kekerasan fisik, seperti mengejek, memanggil seseorang dengan sebutan yang tidak sewajarnya, bahkan cenderung tidak sopan.
“Oleh karena itu, sosialisasi ini hanya akan menjadi cerita apabila tidak diimbangi dengan pengawasan dari berbagai pihak. Mari kita wujudkan sekolah yang ramah anak, menciptakan lingkungan lebih nyaman, sehingga dapat dijadikan rumah kedua bagi anak-anak kita selama berada di lingkungan sekolah,” tuturnya.
Menurutnya, dalam hal ini diperlukan juga kerja sama, toleransi dan saling menghargai terhadap sesama siswa maupun orang lain.
Kepala MI PUI Kuningan, Otong Nuryamin, mengemukakan, kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa ini dilaksanakan untuk menjamin dan melindungi hak-hak anak, termasuk hak mendapatkan perlindungan dan pendidikan, menciptakan sekolah yang aman dan nyaman. Selain itu, mendukung perkembangan optimal anak secara holistik dan salah satu upaya sekolah untuk mengatasi masalah perundungan pada anak di satuan pendidikan.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Aiptu Irwan dan Bripka Udin Jubaedi dari Polsek Kuningan yang telah menggagas sosialisasi ini. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh dewan guru, serta Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) dan mahasiswa PLP Unisa yang telah ikut partisipasi dalam kegiatan ini. Semoga dengan adanya program atau sosialisasi ini, anak-anak bisa saling menghargai, saling menghormati dengan membangun karakter yang lebih baik,” katanya.
Ia mengungkapkan, kehidupan sosial manusia tidak terlepas dari interaksi satu sama lain. Perkembangan interaksi sosial akan meningkat seiring bertambahnya usia serta perkembangan zaman dan teknologi. Namun demikian, pada dasarnya peningkatan perilaku pada anak sangat bergantung pada keluarga. Karena keluarga atau orang tua mempunyai peranan penting dalam mengajarkan cara berperilaku yang baik dan benar kepada buah hatinya. Tetapi jika lingkungan keluarga tidak ikut terlibat dalam perkembangan sosial individu, maka anak akan cenderung berbuat ke arah yang kurang baik.
“Salah satunya melakukan perundungan yang dapat dilakukan seseorang atau kelompok tertentu untuk menyakiti seseorang melalui fisik atau psikologis. Sehingga akan membuat korban trauma dan merasa tertekan di lingkungannya,” katanya.(Emsul)