CirebonRaya

Warga Cirebon Mengeluh, Cuaca Panas Tembus 37 Derajat Celsius

CIREBON- Dampak El Nino membuat sejumlah daerah mengalami suhu panas, Banyak warga di Kabupaten Cirebon mengeluhkan suhu udara yang cenderung lebih panas. Pasalnya, suhu saat ini lebih dari biasanya dalam beberapa waktu terakhir ini.

Dalam aplikasi pengukur suhu udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu udara di Kabupaten Cirebon tertinggi dalam beberapa waktu terakhir, yakni mencapai angka 37 derajat celsius.

Sementara, suhu terendah di kabupaten ini tercatat 28 derajat celsius. Suhu udara tersebut terjadi pada pukul 01.00 hingga 05.00 WIB.

Warga Kabupaten Cirebon, Ahmad Bakro (34 tahun) mengatakan, akhir-akhir ini suhu udara di Kabupaten Cirebon tidak seperti biasanya. Sehingga suhu udara yang panas ini membuat ia terpaksa mengurangsi aktivitasnya pada waktu siang hari. Hal ini agar tidak sering terpapar sinar matahari.

“Saya kan bekerja sebagai kurir, otomatis sering terkena panas. Jadi, saya mengurangi aktivitas mulai dari jam 12 siang sampai jam tiga sore,” kata Ahmad di Sumber, Rabu (4/10/2023).

Warga lainnya, Muan (36 tahun) mengatakan, selain suhu udara panas, dalam beberapa pekan terakhir ia juga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. “Saluran PDAM juga sering mati. Pemberitahuan dari PDAM juga katanya ada pendistribusian bergilir,” ujar Muan.

BMKG memprediksi, musim kemarau di sebagian daerah Indonesia diprediksi akan mulai berakhir pada Oktober ini dan awal musim hujan terjadi pada awal November.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan analisis data dari satelit terkini, intensitas El Nino pada awal Oktober belum turun, meskipun puncak terjadinya pada September lalu.

Menurutnya, level El Nino moderat, akan terus bertahan dan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024.

“Artinya pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap. Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November,” papar Dwikorita keterangan tertulis yang diterima wartawan.

Pihak BMKG mengimbau, masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran lantaran kemarau kering masih belum berakhir.

“Masyarakat dimohon selama bulan Oktober ini kondisinya masih kering, maka tidak dibakar pun bisa terbakar. Jadi jangan coba-coba dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mengakibatkan nyala api karena pemadamannya akan sulit untuk dilakukan,” imbaunya.

Sementara itu, Kabupaten Majalengka masuk daftar salah satu daerah peringkat kedua sebagai salah satu kota terpanas di Indonesia dengan suhu udara mencapai 37,9 derajat celsius dalam beberapa pekan terakhir.

Plt Kepala BMKG Kertajati Majalengka, Ahmad Faa Iziyn, menjelaskan, fenomena ini dipengaruhi oleh pergerakan semu matahari pada akhir September-Oktober 2023. Selama periode ini, matahari berada tepat di atas langit Indonesia, terutama Pulau Jawa.

“Faktor lokal dan lingkungan sekitar juga turut mempengaruhi kenaikan suhu udara di Majalengka,” katanya.

Dia mengatakan, dari hasil pemantauan suhu maksimum setiap hari menempatkan Majalengka sebagai kota terpanas kedua berdasarkan data dari Stasiun BMKG di berbagai daerah.

Peningkatan suhu udara ini juga disertai dengan mundurnya prediksi awal musim hujan di Majalengka, yakni sebanyak satu hingga dua dasarian atau 10-20 hari, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Fenomena ini bisa juga terkait dengan pengaruh El Nino yang melanda wilayah Indonesia,” ucapnya.(Iwan)

 

Related Articles

Back to top button