Ayumajakuning

Produksi Gabah Masih Surplus, Pemda Pastikan Ketersediaan Pangan di Majalengka Cukup

 

MAJALENGKA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka memastikan ketersediaan pangan di wilayahnya mencukupi untuk seluruh kebutuhan masyarakat, hingga panen musim rendeng mendatang. Terlebih untuk keluarga miskin ada bantuan beras sebanyak 10 kg per bulan setiap keluarga penerima manfaat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka Iman Firmansyah mengungkapkan, stok beras di pasar serta di pabrik masih tersedia cukup untuk cadangan pangan.

Menurutnya, kekeringan yang melanda sejumlah areal pertanian di Kabupaten  Majalengka berpengaruh terhadap penurunan produksi gabah atau beras. Namun jika dikalkulasi antara produksi gabah dari luas lahan sawah sekitar 49.000 hektare dengan jumlah penduduk Kabupaten Majalengka yang sekitar 1,3 juta jiwa, produksi gabah masih tetap surplus.

Ia menyampaikan, dari hasil pantauannya saat ini masih banyak petani yang menyimpan gabahnya hingga berton-ton. Gabah tersebut untuk cadangan pangan keluarga dan dijual sambil menunggu harga gabah diposisi paling tinggi.

“Jadi tidak perlu khawatir dengan stok pangan di Majalengka, karena sebenarnya gabah masih tersedia banyak petani,”katanya.

Iman mengemukakan, jika sekarang banyak pemilik penggilingan padi membeli gabah ke luar daerah, termasuk ke wilayah perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah, itu hal biasa. Karena pengusaha akan mencari barang yang lebih murah untuk dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.

“Ketika musim panen MT II kemarin, banyak juga bandar yang membeli gabah ke wilayah Majalengka hingga mendongkrak harga tinggi, jadi jual beli barang antar wilayah biasa terjadi,” katanya.

Masih adanya simpanan gabah di tingkat petani, dibenarkan sejumlah warga di Desa Wanasalam, Kecamatan Ligung. Menurut Munadi warga setempat,  di wilayahnya masih banyak petani yang menyimpan gabah hingga ber ton-ton.

Gabah yang disimpannya, sebagian untuk cadangan pangan keluarga dan sebagian lagi untuk dijual di saat harga berada di puncak. Agar bisa diperoleh keuntungan yang tinggi.

“Saya saja biasa tiap tahun menyimpan gabah  7  hingga 10 tonan. Ketika harga berada paling tinggi sebagian dijual dan sebagian tetap disimpan, untuk makan hingga panen rending, agar tidak membeli beras,” tuturnya.

Ia menyebutkan,  sekarang sebagian petani masih tetap menahan gabahnya, walaupun harga sudah melambung lebih dari Rp 830.000 per kwintal. Karena pemilik gabah sudah memprediksi harga masih akan terus naik.

“Tapi itu yang punya sawah, kalau yang miskin mah gabahnya habis ngga ada cadangan. Bagaimana mau punya cadangan namanya juga miskin,” ujarnya.

Wais warga lainya mengatakan, harga gabah saat ini masih belum stabil. Sehingga banyak yang masih memiliki gabah tidak bersedia menjual. Bahkan ketika ditanya pembeli, mereka berpura – pura tidak memiliki gabah dengan alasan habis.

Sementara itu, Pengelola Pasar Sindangkasih, Majalengka, Supriadi, mengungkapkan, harga beras premium kualitas II saat ini sudah mencapai Rp 15.000 per kg, beras medium kualitas I seharga Rp 14.000 per kg dan medium kualitas II Rp 13.000 per kg.

“Harga sebesar itu sudah terjadi sejak 14 September 2023,”ujarnya.(Tati)

 

 

 

 

 

Related Articles

Back to top button