Ayumajakuning

Ngeri, Dalam Semalam, 6 Kali Terjadi Kebakaran Hebat di Wilayah Majalengka

MAJALENGKA- Kebakaran lahan dan hutan di wilayah Majalengka dalam semalam mencapai enam kali kejadian di sejumlah lokasi yang berbeda. Kondisi ini cukup merepotkan petugas BPBD Kabupaten Majalengka yang jumlahnya terbatas serta tanpa bekal dan honor.

Data BPBD Kabupaten Majalengka menyebutkan, pada Senin (11/9/2023) malam kebakaran lahan hutan melanda Desa Cibodas, Kecamatan Majalenga dua kali kejadian dengan luas lahan yang terbakar kurang lebih dua hektaran.

Belum juga api padam di wilayah Cibodas, kebakaran juga terjadi di Desa Bantrangsana, Kecamatan Panyingkiran, melanda ilalang di tanggul Sungai Cijurey serta perkebunan milik warga.

Kebakaran mulai terjadi usai magrib dan sekitar pukul 22.30 WIB kobaran api bisa terkendali dan mati. Namun menurut keterangan Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda, BPBD Kabupaten Majalengka Reza Permana, api kembali menyala pada sekitar pukul 03.00 dini hari.

Petugas BPBD kembali melakukan pemadaman bersama personel kepolisian, TNI dan masyarakat hingga Selasa pagi hari setelah melakukan pemadaman di Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten dan Desa Panyingkiran, Kecamatan Panyingkiran yang juga menimpa lahan warga.

“Di Desa Bantrangsana kebakaran lahan warga dan tanggul sungai diperkirakan mencapai 4 hektare. Angin kencang mempercepat kobaran api sehingga api sulit dikendalikan,” ungkap Reza.

Untuk penanganan enam kebarakan yang terjadi tersebut, menurut Reza, pihaknya melibatkan  15 personel dari BPBD, 20 personel dari Sabhara Polres Majalengka, enam personel TNI serta relawan peduli api, masyarakat dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta Tim Pemadam Kebakaran.

Reza tidak menyebutkan penyebab kebakaran yang demikian luas dan terjadi di sejumlah tempat dalam semalam. Dia hanya menyebutkan kemungkinan akibat kelalaian manusia.

“Penyebab kebakaran saya belum bisa memastikan. Hanya biasanya human error di tambah kondisi angin besar dan tumbuhan di sekitar kejadian kondisinya kering sehingga tumbuhan sangat mudah terbakar,” ungkap Reza.

Sementara tu, kebakaran di Bantrangsana sempat viral di media sosial yang memperlihatkan api membumbung tingi serta lebar tertiup angin kencang, membakar pepohonan serta ilalang.

Disampaikan Reza, sejak akhir Mei lalu hingga 12 September 2023, di Kabupaten Majalengka telah terjadi 51 kali kejadian kebakaran lahan hutan dan kebun di 14 keamatan. Kejadian tertinggi di Kecamatan Cigasong sebanyak 12 kali, disusul Kecamatan Majalengka antara 9 dan 8 kali kejadian. Luas lahan yang terdampak terbakar mencapai 76, 940 hektare.

Meski tingginya kejadian lahan hutan dan kebun yang terbakar, personel yang terlibat melakukan penanganan kebakaran dan pemadaman api hingga kini mereka belum pernah mendapatkan honorarium dari kerja kerasnya, karena APBD tidak menyediakan anggaran untuk hal tersebut.

Padahal mereka bekerja keras melakukan pemadaman api di sejumlah kawasan hutan dan perkebunan warga  dengan medan berat tanpa mengenal waktu dan rasa lelah.

Tak hanya itu, peralatan pemadaman api yang mereka miliki pun masih sangat terbatas, sehingga pemadaman selalu dilakukan dengan cara manual, dan tanpa pelindung diri. “Honor lagi diajukan ke Pusat, mudah–mudahan terealisaasi,” harap Reza.

Sementara itu, Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang juga Sekda Majalengka Eman Suherman mengaakan, pihaknya akan berusaha melakukan penambahan anggaran untuk BPBD di perubahan anggaran.(Tati)

 

Related Articles

Back to top button