Ayumajakuning

Kekeringan Melanda, Intensitas Kebakaran Lahan di Majalengka Meningkat

 

MAJALENGKA-Sejak pertengahan Agustus 2023 peristiwa kebakaran hampir setiap hari terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Majalengka. Selain menimpa kawasan hutan atau lahan, juga bangunan atau rumah dengan tingkat kerugian yang besar.

Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana  Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka,   Reza Permana mengungkapkan,   selama bulan ini tercatat lebih dari 25 kali peristiwa kebakaran. Jumlahnya mulai tinggi sejak 15 Agustus 2023 dengan 3 kali kejadian di  Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran serta Kelurahan Cicenang, Kecamatan Cigasong yang kesemuanya menimpa kebakaran lahan hutan.

“Sekarang kebakaran hampir tiap hari terjadi, dalam kurun waktu satu hari bisa dua hingga tiga kali terjadi kebakaran,” katanya.

Menurutnya, penyebab kebakaran  bervariasi. Untuk kebakaran lahan hutan beberapa di antaranya karena kelalaian. Sedangkan kebakaran bangunan hampir rata-rata akibat hubungan arus pendek listrik.

Ia menyampaikan, untuk penanganan kebakaran, BPBD mensiagakan dua regu setiap harinya. Satu regu ke lapangan melakukan penanganan bencana dan satu regu lainnya siaga untuk menjaga kemungkinan penanganan tidak bisa dilakukan oleh satu regu. Kemudian jika  kejadian bersamaan di lokasi yang berbeda dan jaraknya saling berjauhan. Seperti yang terjadi pada Senin (29/8/2023), kebakaran terjadi di Cicurug, Kecamatan Majalengka dan peristiwa lainnya terjadi di Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi.

“Di Cicurug kebakaran terjadi di Lingkungan Margaluyu, RT 26/09, dengan luas lahan seluas kurang lebih 1 hektare.Tidak diketahui secara pasti penyebab kebakaran yang menimpa kawasan hutan milik warga di ruas jalan menuju Bumi Perkemahan, di Kelurahan Cicurug, Kabupaten Majalengka ini,” tuturnya.

Reza mengatakan, untuk penanganan pemadaman api ketika terjadi di dua wilayah dengan medan yang sulit dan areal yang terbakar luas, maka penanganan tidak bisa dilakukan satu regu dalam waktu bersamaan.

“Sehingga butuh dua regu yang berbeda, agar kebakaran lebih cepat teratasi,”ujarnya.(Tati)

 

 

Related Articles

Back to top button