CirebonRaya

Mahfuz Sidik: Menuju Indonesia Super Power, Cara Merayakan Hut RI Perlu Diubah

CIREBON- Ritual rutin setiap tahun pada HUT ke-87 Kemerdekaan RI dinilai sudah harus diubah. Ritual rutin yang dimaksud yakni dengan kegiatan seremonial mulai dari upacara bendera, pemasangan bendera dan adanya lomba-lomba pada HUT ke-78 Kemerdekaan RI.

Hal itu dikatakan Sekjen DPP Partai Gelora, Mahfuz Sidik seusai memberikan materi pada kegiatan ‘Diskusi Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara’ dengan tema ‘100 Tahun Indonesia’ di Gedung Korpri, Minggu (13/8/2023). Menurutnya, harus ada sesuatu yang harus diletakkan untuk masa depan Indonesia yang saat ini sedang menyongsong usia 100 tahun.

“Jadi bukan hanya ritual setiap tahun saja. Saya kira satu kewajaran keniscayaan ketika nanti Indonesia berumur 100 tahun ini bukan hanya sekadar perayaan usia emas, tapi dia harus menjadi satu capaian baru ya Indonesia menjadi kekuatan dunia baru,” kata Mahfuz.

Sebab, menurutnya, Indonesia mempunyai perjalanan sejarah yang panjang. Bukan hanya 78 tahun, ekonomi Indonesia juga masuk G-20. Secara militer Indonesia juga masuk 15 besar dunia. Lalu, secara politik juga Indonesia mulai diperhitungkan dalam forum- forum dunia.

Ia menilai, hal yang sangat wajar meletakkan visi baru, bukan hanya Indonesia emas 2045, namun 2045 100 tahun Indonesia bisa menjadi kekuatan baru dunia.

“2045, 100 tahun Indonesia bisa menjadi kekuatan baru dunia, istilah kerennya jadi negara super power baru. Kalau China bisa, kenapa kita enggak, kan kira-kira begitu,” ungkapnya.

Mahfuz Sidik juga menilai, hal inilah yang harus mulai dijadikan kesadaran dan cita- cita bersama di masyarakat. Saat ini, menurutnya dunia sedang mengalami perubahan. Mahfuz menyebut, Amerika yang sedang berjuang keras untuk mempertahankan eksistensinya sebagai negara super power sehingga menerapkan kampanye ‘Make America, Great Again’. Mahfuz juga menyebut China yang saat ini sedang bekerja keras untuk mewujudkan dirinya sebagai negara super power baru di 2034.

“Rusia juga sedang serius kan. Makannya kenapa terjadi perang, ini juga bagian dari pertarungan eksistensi sebagai kekuatan dunia. Jadi kalau Indonesia hanya berjalan biasa-biasa saja, maka sangat mungkin di tengah dunia sedang berubah kita nanti akan menjadi kolateral damage. Artinya Amerika, China, Rusia yang tempur yang perang tapi kita yang jadi korban,” tuturnya.

Selain itu, Indonesia harus mempunyai arah yakni Indonesia harus mempunyai visi 2045 bukan hanya membangun ekonomi, tapi membangun teknologi, membangun militer, membangun kekuatan politik dan kekuatan diplomasi. Menurutnya, itulah yang menjadi karakteristik atau pilar-pilar dari negara besar dunia, atau super power.

“Kalau kita bicara Indonesia emas, artinya Indonesia emas, artinya kan 22 tahun dari sekarang dan itu artinya yang akan menjadi pemilik cita- cita dan kondisi Indonesia 100 tahun nanti, di 2045 adalah orang muda sekarang yang usianya antara 20-30 tahun,” papar dia.

Yang diperlukan tegas dia, justru kesadaran kolektif, atau ide kolektif oleh orang-orang muda sama seperti pada tahun 1928 sumpah pemuda. “Itu kan cita-cita kolektif dan 17 tahun kemudian ya terwujud di Indonesia dan akhirnya betul-betul terwujud. Nah sekarang saya yakin kalau orang muda menjadikannya sebagai ide kolektif, semangat bersama bukan tidak mungkin 22 tahun dari sekarang itu akan akan terwujud,” tambah dia.(Iskandar)

 

Related Articles

Back to top button