CirebonRaya

Minimalisir Kerugian Hasil Pertanian, Karangwareng Terapkan Tata Gilir Air

CIREBON – Tata gilir air mulai diberlakukan bagi para petani padi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon. Salah satunya di Desa Karanganyar kecamatan setempat, yang sejak sebulan lalu sudah memberlakukannya.

Guna minimalisasi kerugian yang sangat besar, karena cuaca ekstrim yang minim air untuk mengairi sawah, tidak sedikit lahan yang tidak ditanami. Namun, masih ada beberapa petani yang memberanikan diri untuk menanam padi, meski ketersediaan air minim.

Bahkan, hanya mengandalkan distribusi air dari sistem tata gilir air. Kuwu Desa Karanganyar, H Suranto mengatakan ,tata gilir air yang dijadwalkan setiap lima hari sekali bagi setiap blok dan akan berganti dengan desa lain setelah waktu yang ditentukan usai.

“Air untuk mengairi sawah tergantung dari bendung Seuseupan, bila debit air banyak, air mengalir deras,” katanya, Rabu (9/8/2023).

Pria yang biasa dipanggil Haji Anto ini menjelaskan, salah satu penyebab air kurang maksimal untuk mengairi sawah, karena kerusakan irigasi, sehingga air dari hulu sedikit yang sampai ke hilir.

“Cuaca ekstrim berdampak kurang baik bagi petani padi, sehingga pihak desa memprogramkan ketahanan pangan, berupa lumbung padi,” jelasnya.

Haji Anto memaparkan, gudang lumbung padi yang dibangun pihak desa sebagai bentuk ketahanan pangan desa, khususnya padi, maka diperlukan adanya lumbung padi. Hal ini bertujuan, ketika petani ingin menjual padi tak perlu jauh.

“Lumbung ini akan dikelola Bumdes dan petani yang ingin taman, bisa mengambil pupuk organik secara gratis,” paparnya.

Masih dikatakan Haji Anto, pembangunan lumbung berikut isinya tersebut dari dana desa (dd) tahap ini sekitar Rp 214 juta. “Program ketahanan pangan desa ini berupa lumbung padi, yang nantinya para petani yang akan menanam bisa dapat pupuk dan menjual hasil panen tak jauh,” ujarnya.

Dirinya mengharapkan, para petani dapat memanfaatkan lumbung yang ada sudah ada dan memberikan kontribusi yang maksimal dengan hasil panen yang melimpah.

“Kerjasama yang baik antara pengelola Bumdes dan petani sangat diperlukan, guna kelangsungan program ketahanan pangan,” pungkas Haji Anto.

Sementara itu, Sekretaris Camat (Sekcam) Karangwareng, Rokhman menambahkan, kesulitan air bagi petani padi, akan koordinasi dan komunikasi dengan dinas terkait, khususnya PSDA. “Tentunya menjadi tanggung jawab bersama untuk mengatasi permasalah petani ini,” imbuhnya.(Supra)

 

 

Back to top button