CirebonRaya

Era Teknologi Mengancam di Depan Mata

Mirza Zulhadi: Mau Eksis, Wartawan Harus Mampu Beradaptasi

CIREBON – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat menggelar safari jurnalistik di Kota Cirebon, Kamis (13/7/2023). Acara yang diikuti  wartawan dan pengurus PWI di wilayah Cirebon dan sekitarnya ini mengambil tema ‘Meningkatkan Kompetensi Wartawan di Era AI’.

Sekjen PWI Pusat, Mirza Zulhadi mengatakan, wartawan jangan sampai ketinggalan kereta di era saat ini. “Apakah profesi wartawan ini akan ada terus di era saat ini? Mungkin profesi ini tidak akan mati, tapi mungkin wartawan harus mengubah cara kerjanya,” ungkap Mirza.

Menurutnya, perkembangan teknologi tidak bisa dihindari, melainkan harus dihadapi. “Maka kita menggelar safari jurnalistik ini dengan menggandeng Astra sebagai mitra kerja. Safari jurnalistik ini akan membantu kita mempersiapkan diri karena kita harus terus mengikuti perkembangan yang ada, dan perlu diingat bahwa perkembangan teknologi itu sangat cepat,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Cirebon Hj Eti Herawati yang sekaligus membuka kegiatan ini mengungkapkan, perkembangan teknologi saat ini menjadi tantangan bagi setiap orang.

“Ini tantangan yang harus kita siapkan. Saya meyakini media harus tetap ada dengan apapun itu tantangannya,” tuturnya.

Ia menambahkan, peran media memang sangat strategis, sehingga diharapkan media mampu adaptif dengan segala perkembangan yang ada.

“Tanpa kehadiran media rasanya tidak mungkin perkembangan terus berjalan. Safari jurnali ini harus bisa dimanfaatkan betul oleh para wartawan yang hadir untuk terus mengupdate diri,” ungkapnya.

Sementara itu, Instruktur Sekolah Jurnalisme Indonesia PWI Pusat, Ahmed Kurnia mengatakan, media banyak yang sudah berubah platform ke digital.

“Pertanyaannya, kita apakah akan tetap eksis? Atau menjadi korban? Atau mau hidup seribu tahun lagi?” ungkapnya .

Ia menambahkan, hampir 80 persen penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan internet. Masyarakat Indonesia pun menghabiskan waktu 8,5 jam setiap harinya untuk menggunakan internet.

“Dalam angka itu, ternyata pasar kita masih banyak, 92 persen orang masih suka mencari informasi berita saat menggunakan internet, artinya pekerjaan wartawan itu masih dibutuhkan,” tuturnya.

Namun, menurutnya, media cetak saat ini harus bisa menyesuaikan diri dengan membuat media sosial. Sebab, pembaca media cetak kini hanya 17 persen. “Bagi media cetak yang memiliki medsos mungkin bisa selamat, sebab masyarakat yang mengakses medsos itu kini mencapai 88 persen,” ujarnya.(Khrisna)

 

 

 

 

Back to top button