Nasional

Berharap Gaji Gede, Belasan Tahun PMI Asal Majalengka Malah Keberadaannya Tidak Terlacak

MAJALENGKA- Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi Inah Sainah (40 tahun), anak kedua pasangan Rumanta (70 tahun) dan Sai (65 tahun)  asal Desa Garaswatu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka sudah 18 tahun tidak pernah pulang dan tidak jelas di mana keberadaanya.

Pihak keluarga berharap keberadaan Inah bisa segera terlacak dan diketahui nasibnya serta bisa segera kembali ke Tanah Air.

Menurut keterangan kakak iparnya, Komarudin (45 tahun), pada tahun 2005 Inah  berangkat ke Arab Saudi sebagai asisten rumah tangga melalui salah satu sponsor TKW yang ada di daerahnya.

Satu bulan pertama bekerja di Aran Saudi, Inah terus  melakukan komunikasi dengan keluarga di Majalengka dan mengabarkan kondisinya baik. Namun setelah satu bulan tersebut diperoleh informasi bahwa Inah pindah majikan akibat terbujuk oleh temannya yang menjanjikan bekerja di tempat lain karena gajinya lebih besar dibanding majikan tempatnya saat itu bekerja.

“Terakhir dia memberikan kabar, katanya Inah pindah dari majikan pertamanya karena terbujuk rayu sama rekan kerjanya untuk pindah kerja karena gajinya lebih besar. Sejak saat itu Inah tidak pernah menghubungi keluarga di Garawastu,” ungkap Komarudin, Rabu (14/6/2023).

Yang fatal berdasarkan informasi yang diterima keluarga, kepindahan Inah dari majikan pertama tanpa sepengetahuan majikan atau minggat. Sehingga penelusuran pun sulit dilakukan karena nomor kontaknya tidak bisa dihubungi, majikannya pun tidak mengetahuinya.

Komarudin mengaku pernah berusaha mencari tahu tentang keberadaan Inah dengan  menanyakan kabar kepada pihak sponsor dan perusahaan atau PJTKI yang memberangkatkannya saat itu. Namun, baik pihak sponsor atau perusahaan yang memberangkatkannya tidak bisa memberi kejelasan di mana Inah sekarang berada.

“Sudah lama kita cari tahu ke sponsor, tapi tidak ada informasi, malah pihak sponsor menyatakan tidak bisa berbuat banyak karena Inah kabur dari majikannya, bukan karena kasus kekerasan atau persoalan lainnya yang bisa segera terlacak,” beber Komarudin.

Menurutnya, keberangkatan Inah ke luar negeri  meninggalkan anak laki-lakinya sejak usia 4 tahun, dan saat ini sudah menginjak remaja. Padahal semula keberangkatannya ke Arab Saudi untuk mengubah ekonomi keluarga demi anaknya.

“Anaknya sejak itu belum pernah komunikasi, apalagi melihat wajah ibunya,” kata Komarudin yang berharap Inah bisa ditemukan dan kembali ke kampung halaman di Garawastu.

Kasus hilang kontak Inah ini terungkap setelah Polisi RW Polsek Sukahaji mendapat kabar dari warga setempat yang menyebutkan ada warga Garawastu  yang kehilangan anaknya selama belasan tahun karena bekerja di luar negeri.

Kapolsek Sukahaji Ajun Komisaris Polisi Rudy Djunaedi mengaku akan menindaklanjuti laporan dari warga tersebut kepada Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang ada di Polres Majalengka.

“Kasus  menghilangnya Inah di Arab Saudi akan kami laporkan ke Polres Majalengka, lengkap dengan kronologinya, karena kami sudah ada Satgas TPPO,” jelas Rudy.

Pihaknya juga akan mengumpulkan domumen keberangkatannya ke luar negeri, siapa PJTKI yang memberangkatkan, di mana tempat kerjanya saat itu, dan siapa majikan pertama yang kemudian dia tinggalkan. “Mudah–mudahan bisa segera terlacak,” tambah Rudy.(Tati)

 

Related Articles

Back to top button