CirebonRaya

Air Rob Meluap, Solokan Mampet, Rumah Kebanjiran, Warga Cangkol Kota Cirebon Buruh Perhatian

CIREBON- Warga Cangkol Tengah, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, meminta Pemerintah Daerah Kota Cirebon memberikan solusi atas persoalan kerap meluapnya air laut saat hujan maupun air rob. Hal ini salah satunya disebabkan oleh selokan yang tidak berfungsi.

Hal tersebut dirasakan warga Cangkol Tengah, dari RT 01 sampai RT 08 RW 05, hampir seluruhnya merasakan selokan yang kurang berfungsi. Akibat ini pula, kondisi jalan menjadi rusak karena sering meluapnya air.

“Sudah 10 tahun (kondisi air meluap), sebelumnya tidak parah kaya gini, dulu begitu banjir langsung turun tidak sampai naik ke rumah, sekarang mah hampir setiap bulan kaya gini terus,” ujar salah satu warga, Maman (45 tahun).

Persoalan fungsi selokan meluber sampai ke kerusakan jalan akibat luapan air laut. Diperparah dengan bangunan warga yang tidak tertib diduga menjadi penyebabnya.

“Dulu terakhir diberesin 2015 lalu ditambah senderannya sampai ke ujung hulu pantai di tahun 2022 sekitar 30 meter, cuma yang jadi masalahnya di muara perlu ada pelebaran dan ditinggikan lagi,” jelasnya.

Dia memaklumi apabila persolan anggaran menjadi penghambat perbaikan, aspirasi yang disampaikan tahun 2021 ke Edi Suripno, anggota DPRD Kota Cirebon Fraksi PDI Perjuangan belum bisa direalisasikan hingga kini.

“Saya maklumkan jika masalah anggaran, tapi setidaknya jangan sampai nunggu hancur baru diperbaiki, tinjaulah dulu ke lokasinya, kita yang tinggal di sini merasa was-was kalau hujan,” bebernya.

Sebelumnya, senderan di wilayah ini lebarnya 70 cm sampai 80 cm, tapi saat diperbaiki pada tahun 2015 justru semakin kecil menjadi 40 cm.

“Sebelumnya ukuran selokan 80-70 cm, tapi saat diperbaiki diperkecil jadi 40 cm. Wilayah Cangkol ini saluran selokan mestinya jangan ada yang ditutup tegel, biar bisa dibersihkan sampahnya, kalau ditutupkan jadi susah,” ucapnya.

Dia pernah menanyakan kembali soal aspirasi yang telah disampaikannya di tahun 2021, namun belum mendapat jawaban pasti.

“Pernah ketemu lagi, katanya akan dimasukkan ke anggaran perubahan di akhir tahun 2022, tapi tidak ada juga realisasinya. Jalan rusak juga karena air rob masuk ke jalan, menerima air laut ya rusak terus, mesti dibenahi selokannya dulu,” ungkapnya.

Hingga akhirnya, dia dan warga harus rajin gotong royong membersihkan selokan sebab sampah yang menyumbat.

“Rob ini di hulu banyak sampah, begitu gelombang masuk sampah menghambat selokan, saat air turun sampahnya nyangkut. Maunya ada perbaikan jalan, selokan, dan dibuat senderan. Ada dibuat penghalang agar tidak ada sampah yang masuk, selokannya diteruskan sampai ke hulu,” tambahnya.

Upaya sosialisasi untuk mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah di hulu muara juga masif dilakukan, namun belum mendapat respon maksimal.

“Kalau diperbaiki lagi, mesti dikeduk dulu lumpurnya, imbauan ke masyarakat sudah, sudah tidak menerima sampah dari luar juga udah distop, pemulung oleh RW-nya dikumpulkan karena salah satu penyebab banjir juga sampah. Kasian orang jualan kalau lewat takut jatuh, motor juga pernah jatuh,” ujarnya.

Menanggapi ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kota Cirebon, Irawan Wahyono, tidak banyak berkomentar. “Insya Allah akan kami tindaklanjuti,” ujarnya.(Fanny)

 

Related Articles

Back to top button