Ayumajakuning

Kebutuhan Tinggi, Petani Sulit Memperoleh Pupuk Bersubsidi

MAJALENGKA, (KacenewsId).-Petani di Desa Nunuk, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi di kios tempat biasanya menebus. Sehingga  berakibat tanaman jagung yang harusnya sudah dipupuk sejak dua minggu lalu, kini belum bisa dipupuk.

Menurut Yati, suaminya sudah dua kali mendatangi penyalur pupuk di tempat biasanya membeli, namun selalu tidak tersedia. Padahal ketika Kartu Tani diakses, kuota pupuk miliknya masih tersedia karena belum diambil.

“Sudah dua kali datang sejak Lebaran, di penyalur belum juga tersedia, sekarang katanya berebut.Tidak jelas apa penyebab ketidak tersediaan pupuk tersebut, apakah kuota yang habis ataukah alasan lain,” katanya.

Hal sama diungkapkan petani lainnya, Saihu. Meski dia  sudah biasa menggunakan Kartu Tani, namun kali ini pupuk di kios tempatnya membeli selalu tidak tersedia.

Kondisi ini berbeda dengan yang dialami  Neneng, salah seorang penyalur pupuk di Kelurahan Cicenang, Kecamatan Cigasong. Karena saat ini pupuk di kiosnya melimpah mengingat tengah musim pemupukan padi kedua. Sehingga banyak petani yang berusaha menebus pupuknya.

“Pupuk mah banyak kemarin baru dikirim 7 ton urea dan 5 ton ponska, karena kebutuhan petani sedang tinggi,” katanya.

Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Kertajati Ali Imron menyampaikan, ketersediaan pupuk di wilayahnya terus dipantau agar ketika petani membutuhkan pupuk tersedia sesuai kebutuhan. Pihaknya selalu mendatangi setiap penyalur pupuk, agar jangan sampai kuota pupuk tidak ditebus ke distributor, yang akhirnya akan berdampak kepada petani.

Ia mengaku kelangkaan sempat terjadi, akibat pihak penyalur tidak berusaha menebus pupuk ke distributor dengan alasan tertentu. Setelah itu dia memperingatkan penyalur untuk tidak mengulang kesalahannya.

“Saya terus memantau kondisi pupuk di penyalur, terlebih di saat kebutuhan tinggi yakni musim pemupukan, sekarang Alhamdulillah pupuk selalu aman. Kalaupun kurang itu karena kuota memang dikurangi, terutama untuk yang lahannya bagus hanya diberikan kuota 250 kg untuk urea dan 60 kg npk per hektare. Dengan pupuk sebanyak itu, petani merasa kurang karena biasa menggunakan pupuk berlebih,” tuturnya.

Menurut Ali,  saat ini menurut pihaknya tengah melakukan validasi data  kepemilikan Kartu Tani. Karena adanya kesalahan identitas, sehingga kartu tidak bisa diakses. Seperti NIK yang salah, tanggal lahir yang salah, atau nama ujung yang salah.

Ia mengatakan, validasi data dilakukan bersama-sama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Agar data kependudukan benar-benar valid, sehingga ketika kartu diakses bisa langsung masuk. Selain itu, perbaikan dilakukan terkait adanya perubahan subsidi pupuk. Karena berdasarkan informasi, ke depan subsidi bukan dilakukan dengan jumlah kuota pupuk, melainkan dengan subsidi uang yang dianggap lebih efektif dan lebih tepat sasaran.

“Katanya nanti subsidi langsung pupuk akan dirubah, jika sekarang dihitung dengan kg, nanti dengan nominal rupiah agar efektif dan tepat sasaran,” kata Ali yang memiliki 1.900 petani binaan.

Sementara itu, Kepala Bidang Penyuluhan di Dinas Ketahanan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka Odik Sutasdi mengemukakan, pupuk seharusnya tersedia cukup, terlebih jika kuota belum diambil pemiliknya. Terkecuali jika ada kebutuhan tambahan, yang tidak bisa diakomodir, karena akan mengganggu kuota milik petani lain.

Diapun membenarkan saat ini sudah dilakukan validasi data petani, untuk memperbaharui kepemilikan Kartu Tani, yang saat ini masih ada sejumlah petani yang belum memiliki kartu serta pemilik kartu yang telah meninggal atau pindah alamat. Sehingga bagi petani yang meninggal, kartunya diganti oleh ahli warisnya atau jika tanahnya dijual diganti dengan pemilik baru.

“Batas akhir validasi Senin (8/5/2023) dan sudah dilakukan di 26 kecamatan oleh PPL setempat,” katanya.(Tati)

 

 

Related Articles

Back to top button