Ayumajakuning

Sampah di Terminal Majalengka Menumpuk, Bau Menyengat, Sejak Lebaran Belum Diangkut

MAJALENGKA- Sampah rumah tangga dan sampah pasar menumpuk di tempat penampungan sampah (TPS) belakang Pasar Majalengka atau Terminal Majalengka, lantaran sudah berminggu-minggu tak terangkut armada ke TPA di Heuleut.

Akibatnya sampah meluber ke jalan dan bau menyengat tercium hingga puluhan meter, terlebih jika melintas ke wilayah tersebut karena kebetulan lokasi TPS berada di perlintasan jalan menuju ke pasar dan dilintasi angkutan pribadi dan angkutan umum,  terutama pagi hari saat membayar retribusi terminal.

Sampah tersebut bertumpuk cukup tinggi dengan panjang hingga belasan meter di jalan hingga ujung TPS, karena banyak sampah rumah tangga yang dibuang ke TPS tersebut yang ketika membuang asal lempar atau menyimpannya di tempat yang dianggap paling mudah dan paling dekat.

Tiga kontainer sampah yang disimpan di lokasi tersebut juga sudah penuh, namun belum diangkut. Demikian juga di kontainer kecil yang biasa dipergunakan oleh penarik sampah. Beberapa kontainer kecil yang biasa dipergunakan pemungut sampah berderet dekat kontainer besar.

Masyarakat yang berbelanja ke pasar mengeluhkan kondisi bau menyengat dari tumpukan sampah yang telah membusuk. Karena tidak jauh dari lokasi tersebut terdapat area parkir yang dipergunakan oleh pengunjung pasar dan tempat muat bongkar barang dagangan untuk didistribusikan ke pasar. Terlebih di pagi hari atau hari libur, terminal cukup padat oleh kendaraan pribadi yang pemiliknya berbelanja ke pasar.

“Tos lami teu diangkut-angkut, ti kawit bade Lebaran ge teu acan diangkut, runtahna tos numpuk (Sudah lama tidak diangkut, sejak Lebaran belum diangkut sementara sampah sudah menumpuk,” ungkap Yayah salah seorang pedagang pasar.

Hal senada disampaikan, Dede pedagang sayuran yang katanya sudah cukup lama sampah menumpuk tidak diangkut, padahal biasanya sampah tidak sampai menggunung dan memanjang ke jalan. Paling tumpukan sampah hanya berada di bagian sudut dekat bangunan TPS, atau paling melebar hanya beberapa meter ke jalan.

Tempat pembuangan sampah tersebut bukan hanya sampah dari pedagang pasar melainkan juga banyak masyarakat yang membuang sampah ke sana karena di wilayahnya tidak ada petugas pemungut sampah.

Firna, Suci dan Mamah, warga Kelurahan Simpeureum misalnya, mereka sejak lama membuang sampah ke TPS karena di lingkungannya tidak ada petugas pemungut sampah. Masyarakat banyak yang mebuang sampah ke sungai, banyak pula yang ke TPS pasar.

“Saya dua hari sekali membuang sampah ke TPS pasar, sebagian untuk sampah anorganik dibakar  pinggir kolam, tapi seringnya dibuang ke TPS,” ungkap Firna.

Beberapa pengguna jalan mengaku kesulitan  jika kendaraanya harus berpapasan di tikungan dekat TPS, karena sebagian jalan digunakan untuk pembuangan sampah. Tumpukan sampah hingga hampir memakan seperempat badan jalan. Ketika hujan sampah terbawa arus air sebagian lagi masuk ke sawah yang ada di bawah TPS dan jalan.

“Kalau melintas di sana tidak bisa berpapasan dengan kendaraan roda empat, salah satunya harus berhenti karena badan jalan sempit oleh sampah,” ungkap Awa salah seorang warga Perum BCA.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Nawawi membenarkan sampah di TPS pasar belum diangkut, sehubungan dua truk yang biasa mengangkut sampah ke sana kini rusak. Saat ini masih tengah mencari suku cadang untuk perbaikan truk kontainer sampah tersebut. Suku cadang yang dicari di antaranya adalah sistem slinder hidrolok.

“Dua kendaraan yang dioperasikan untuk menarik sampah ke wilayah Cigasong rusak, sekarang sedang mencari suku cadang melalui online. Mudah-mudahan secepatnya bisa diangkut,” harap Nawawi.(Tati)

 

Related Articles

Back to top button