Situs Makam Selawe, Tonggak Sejarah Indramayu
INDRAMAYU, (KacenewsId).-Situs Makam Selawe atau makam berjumlah 25 di Desa Dermayu merupakan salah satu situs cagar budaya, yang keberadaannya berkaitan dengan sejarah Kabupaten Indramayu.
Pamong Budaya Ahli Muda Koordinator Cagar Budaya dan Museum Disdikbud Kabupaten Indramayu, Suparto Agustinus mengungkapkan, Makam Selawe adalah sebuah peristiwa penting berdirinya Kabupaten Indramayu di era Raden Bagus Arya Wiralodra I. Berdasarkan catatan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu, Makam Selawe merupakan peristiwa saat Pangeran Guru Arya Dillah yang ingin menduduki wilayah Padukuhan Cimanuk harus melawan Nyi Mas Endang Darma Ayu.
“Konon ceritanya pada saat Pangeran Guru dan 24 muridnya datang ke Padukuhan Cimanuk yang sangat maju dan makmur, ada seorang perempuan yang mengajarkan olah Kanuragan dan tata cara mengolah tanah dan sebagainya bernama Nyi Mas Endang Darma Ayu,” tuturnya, Selasa (2/5/2023).
Kemudian dengan rasa penasaran, Pangeran Guru datang ke Padukuhan Cimanuk. Setelah melihat kecantikan Nyi Endang Darma Ayu, Pangeran Guru merasa jatuh hati dan selanjutnya meminang.Namun pinangannya itu ditolak oleh Nyi Mas Endang Darma Ayu. Sehingga Pangeran Guru yang juga seorang penguasa dari Palembang merasa dihina. Setelah itu terjadi pertempuran hingga akhirnya Pangeran Guru dan 24 muridnya gugur ditempat tersebut.
“Dengan gugurnya Pangeran Guru bersama 24 muridnya tersebut, maka dari peristiwa itu, tempat tersebut diabadikan sebagai “Makam Selawe”.
Setelah peristiwa tersebut, Ki Lurah yang dipercayakan oleh Ki Tinggil memberikan laporan kepada Raden Bagus Arya Wiralodra, tentang terjadinya pertempuran dan telah gugur 25 orang oleh Nyi Mas Endang Darma Ayu. Kemudian Nyi Mas Endang Darma Ayu yang merasa bersalah, lalu memohon maaf kepada Raden Bagus Arya Wiralodra.
“Kemudian Raden Bagus Arya Wiralodra mencoba sejauh mana ilmu yang dimiliki Nyi Mas Endang Darma Ayu,” katanya.
Suparto menyampaikan, dalam catatan Buku Babad Dermayu karya H.Dasuki dan tim yang ditulis pada 1977 disebutkan, telah terjadi pertempura antara Raden Bagus Arya Wiralodra dan Nyi Mas Endang Darma Ayu. Hingga Nyi Mas Endang Darma Ayu menceburkan diri ke Sungai Cimanuk dan terdengar suara tanpa rupa. Kemudian tempat tersebut dikenal dengan Desa Dermayu, yang mengambil dari kata Nyi Mas Darma Ayu.
Bahkan muncul mitos, kalau jumlah bunga yang dibawa peziarah pas dengan jumlah makam, berarti hajatnya akan tercapai dan akan menemukan derajat yang mulia. “Tetapi apabila berkurang dari 25, berarti belum mendapatkan derajat, termasuk kalau jumlah makamnya lebih,” katanya.(Ratno)