CirebonRaya

Kabupaten Cirebon Kelebihan Kuota Guru, Kebutuhan 1.300, Formasi 3.600

CIREBON- Nasib para guru honorer di Kabupaten Cirebon dipastikan bisa sumringah, sebab tahun ini pengangkatan (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk formasi guru kuotanya berlebih. Informasinya, kuota yang diberikan Kemenpan-RB bagi Kabupaten Cirebon melebihi jumlah guru honorer yang ada. Kelebihannya yakni mencapai 2.300 formasi.

Seperti diketahui, belum lama ini ratusan guru non PG prioritas dua (P2) dan prioritas 3 (P3) di Kabupaten Cirebon berkumpul di Gedung PGRI setempat. Kedatangan mereka untuk memastikan nasib mereka ke depan. Hal itu, sejalan dengan keluarnya formasi pengangkatan PPPK untuk jabatan fungsional guru di tahun 2023.

Ratusan guru tersebut difasilitasi PGRI Kabupaten Cirebon untuk menyampaikan langsung keluhan mereka di hadapan Dinas Pendidikan (Disdik) dan BKPSDM setempat. Hasilnya ada kabar gembira bagi mereka serta bagi seluruh guru honorer di daerah Kabupaten Cirebon.

Meski demikian, kata Kepala Disdik Kabupaten Cirebon, H Ronianto, masih ada persoalan yang belum terselesaikan terkait guru honorer. Di tahun ini, ada 3.600 kuota PPPK untuk formasi jabatan fungsional guru.

“Artinya, dari jumlah eksisting honorer yang sebanyak 1.300-an, persentase untuk bisa lolosnya cukup besar. Kita masih kelebihan 2.300 kuota dari jumlah yang diberikan untuk PPPK formasi jabatan fungsional guru,” ungkap Ronianto.

Menurut dia, masih ada regulasi yang cukup sulit. Sehingga menimbulkan kegamangan di kalangan guru. Sebut saja seperti guru bahasa Inggris. “Untuk guru bahasa Inggris ini, kita kelebihan sampai 129 orang. Karena P2 dan P3 itu harus linier. Ketika mengajar, harus sesuai dengan basic pendidikan mereka,” sebut Roni.

Sebab, lanjut dia, tidak bisa guru ekonomi mengajarnya bahasa Cirebon. Itu akan menjadi hambatan bagi mereka manakala ingin diangkat menjadi PPPK di masa mendatang. Makanya, saat ini banyak honorer di SMP beralih ke SD. Alasannya di Sekolah Dasar semua pelajaran bisa linier kecuali bahasa Inggris. Ia pun sedang mencarikan solusi tepat untuk bisa mengatasinya. Jangan sampai, formasi yang ada tidak terpakai.

“Kita akan carikan solusinya dengan mengusulkan ke Kemenpan untuk membuka formasi lagi. Supaya formasi yang ada tidak mubadzir,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Cirebon, Yeyet Nurhayati menyampaikan, pihaknya sangat merespon permohonan forum guru non PG P2 dan P3 yang ingin memastikan nasib mereka ke depan. Karena selama ini mereka mempertanyakan ke mana-mana terkait kepastian dan kejelasan nasibnya.

“Dari pada bertanya-tanya ke mana-mana enggak jelas, kami fasilitasi langsung di satu forum. Kami hadirkan BKPSDM, dan Disdik. Biar semua jelas,” ujarnya.

Hasil audiensi, kata Yeyet cukup menyejukkan. Semuanya akan diusahakan untuk bisa diangkat di tahun 2023 ini. “Karena ada kuota 3.600-an untuk PPPK formasi guru. Sementara kebutuhannya tinggal 1.300-an lagi. Jadi mereka yang non PG P2 dan P3 ini, harus bisa masuk semua,” tandas Yeyet.(Ismail)

 

Related Articles

Back to top button