CirebonRaya

Desa Ciawigajah Jadi Percontohan Penanganan Sampah 

CIREBON – Desa Ciawigajah Kecamatan Beber menjadi percontohan penanganan sampah tingat desa yang ada di Kabupaten Cirebon.

Sehingga dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2023 Pemkab Cirebon melaunching bank sampah induk Ciawigajah Berkah (BSI Ciber) bertempat di Desa Ciawigajah Kamis (16/3/2023).

Bupati Cirebon, H Imron Rosyadi dalam sambutannya mengungkapkan, sebagaimana diketahui bersama, jika mengacu pada undang-undang pengelolaan sampah, untuk mengatasi masalah persampahan dibutuhkan program pengelolaan yang komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir.

Hal tersebut agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat serta aman bagi lingkungan, sehingga sampah tidak hanya menjadi timbunan di tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi menjadikannya sebagai sumber daya yang memiliki nilai guna dan nilai jual.

Menurut Imron, sejalan dengan itu, pemerintah Kabupaten Cirebon telah memiliki peraturan tentang pengelolaan sampah yaitu Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2022 yang merupakan pengganti dari Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2012.

Diketahui bersama bahwa pemerintah pusat memiliki target mentuntaskan persoalan sampah pada tahun 2025, melalui kebijakan strategis nasional (Jakstranas) yaitu penanganan 70% dan pengurangan 30%.

“Kami menyadari bahwa pencapaian kinerja pengelolaan sampah di Kabupaten Cirebon masih jauh dari target tersebut, apalagi kami menargetkan masalah sampah selesai lebih awal yaitu tahun 2024,” kata Imron.

Imron memgungkapkan perkiraan potensi timbulan sampah  di Kabupaten Cirebon mencapai 1.200 ton/hari. Dengan tantangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Cirebon terus berupaya meningkatkan kinerja dalam pengelolaan sampah dari sisi penanganan di antaranya dengan menambah jumlah sarana angkutan sampah maupun penyiapan tempat pemrosesan akhir sampah (TPAS) baru.

Imron menyebut untuk TPAS sendiri tahun ini akan dioperasikan yaitu di Desa Kubangdeleg Kecamatan Karangwareng. “Kami menyadari sepenuhnya bahwa penanganan dengan cara pengangkutan memerlukan biaya operasional yang sangat besar, tapi tidak seimbang dengan peningkatan nilai sumber daya yang diperoleh. Sejalan dengan semangat tersebut, kami telah mencanangkan bahwa sampah semaksimal mungkin harus selesai di desa, sehingga pemerintah kabupaten hanya akan menangani sampah sisa atau residu di TPAS,” kata Imron.

Imron mengatakan Desa Ciawigajah telah memberikan contoh bagaimana mengelola sampah yang bersumber dari masyarakat desanya. Bahkan dari beberapa desa disekitarnya sehingga sangat membantu meringankan beban pemerintah Kabupaten Cirebon.

“Saya harapkan Desa Ciawigajah dijadikan sebagai percontohan, referensi rujukan dan juga pusat edukasi pengelolaan sampah untuk seluruh desa di Kabupaten Cirebon,” katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan melalui Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas dan Pemulihan Lingkungan (PKPL) Yayan Sunarya menambahkan, dalam peringatan hari peduli sampah nasional tahun 2023 sekaligus peresmian BSI Ciber di dalamnya juga ada penandatanganan MoU kerjasama pengolahan sampah delapan desa di Kecamatan Beber yang dikelola oleh Desa Ciawigajah.

“Rencananya untuk menampung dari delapan desa tersebut akan ada perluasan TPS 3R. Di Ciawigajah TPS 3R sudah jalan, sampah plastik sudah disalurkan ke pabrik pengolahan sampah, sampah organik sudah dijadikan kompos,” kata Yayan.

Ia berharap bagi kedelapan desa yang bekerjasama dengan Desa Ciawigajah untuk pengelolaan sampahnya, ketika menyalurkan sampah ke Ciawigajah sudah dipilah.

“Kalau tidak memungkinkan nanti DLH akan memberikan bantuan alat pemilah sampah,” kata Yayan.

“Tadi juga kita memberikan bantuan stimulan bantuan keuangan khusus senilai Rp 200 juta untuk desa Ciawigajah, karena tahun lalu desa tersebut menjadi juara satu lomba 3R,” imbuhnya.

Lebih lanjtlut, kata Yayan, untuk mengakomodir delapan desa yang bekerjasama dengan Desa Ciawigajah, DLH juga akan memberikan bantuan truk pengangkut sampah. Hal tersebut untuk memudahkan proses pengangkutan sampahnya.

Dinilai berhasil, kata Yayan, maka tahun tahun ini pihaknya juga akan mengadakan lomba 3R lagi, namun pesertanya bukan desa yang telah juara, namun yang belum mendapatkan juara.  “Dari lomba 3R tersebut diharapkan bukan hanya Ciawigajah, tapi ada muncul desa yang baru untuk dijadikan percontohan sampahnya,” kata Yayan.

Lanjutnya, di tahun ini juga tepatnya di Juli yang akan datang, pendamping desa di 40 desa perwakilan 40 Kecamatan akan dimagangkan ke Malang untuk pengelolaan TPS 3R nya, pasalnya di Desa Mulyoagung Kabupaten Malang TPS 3R sudah berkembang dan maju, bahkan omsetnya 300 juta per bulan, dan itu hanya mengelola sampah saja 3 desa.

Target tahun sekarang semua desa sudah ada Perdes tentang pengelolaan sampah, terbentuk unit pengelola sampah desa, dan terbangun TPS 3R di semua desa. Diharapkan juga volume sampah yang diangkut dari TPS 3R ke TPA Gunung Santri dan Kubangdeleg volumenya berkurang.

“Otomatis usia kedua TPA akan berumur panjang. Dengan adanya TPS 3R tidak hanya akan mengurangi timbulan sampah, tapi juga akan meningkatkan PAD desa,” katanya.(Junaedi)

Related Articles

Back to top button