Opini

Kursi Baru, Beban Lama: Akankah Pendidikan Diprioritaskan?

Oleh KH. Dr. M. Habib Khaerussani, M.Pd
Pemerhati Pendidikan

Pelantikan gubernur dan bupati/wali kota baru selalu menjadi momen penting yang membawa harapan besar bagi seluruh elemen masyarakat. Dari para pendidik, pelaku UMKM, hingga masyarakat umum, semuanya menginginkan masa depan yang lebih baik di bawah kepemimpinan baru. Harapan ini bukan hanya sekadar optimisme kosong, tetapi merupakan bentuk kepercayaan bahwa perubahan nyata bisa terjadi, terutama di sektor pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama yang menentukan kemajuan suatu daerah. Tidak heran jika para pendidik, siswa, dan orang tua menaruh ekspektasi tinggi terhadap pemimpin baru. Ada tiga hal utama yang menjadi sorotan dalam dunia pendidikan saat ini: kesejahteraan guru, peningkatan mutu pendidikan, dan pengembangan sarana dan prasarana.
Guru adalah ujung tombak pendidikan. Namun, kesejahteraan mereka sering kali masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya teratasi. Tidak jarang guru di daerah terpencil menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan akses terhadap fasilitas pendidikan, keterlambatan pembayaran gaji, hingga minimnya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Di bawah kepemimpinan baru, diharapkan ada kebijakan yang lebih berpihak kepada peningkatan kesejahteraan guru, baik dari segi gaji, tunjangan, maupun penghargaan atas dedikasi mereka. Guru yang sejahtera akan memiliki motivasi lebih besar untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada generasi penerus bangsa. Tidak cukup hanya dengan mengutamakan peningkatan gaji, tetapi juga dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan berkelanjutan.
Mutu pendidikan di Indonesia, khususnya di Jawa Barat dan Kabupaten Cirebon, masih membutuhkan banyak perbaikan. Kurikulum sering kali dianggap kurang relevan dengan kebutuhan zaman, sementara metode pengajaran belum sepenuhnya beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Pemimpin baru harus mampu merancang program-program yang tidak hanya berorientasi pada hasil akademik, tetapi juga membangun karakter dan keterampilan praktis siswa. Pendidikan berbasis digital juga harus menjadi perhatian, terutama dengan meningkatnya kebutuhan akan literasi digital di era global. Dengan langkah-langkah ini, siswa dapat memperoleh pendidikan yang lebih bermutu dan siap bersaing di era global.
Tidak dapat dipungkiri, fasilitas pendidikan masih menjadi masalah di berbagai daerah. Banyak sekolah yang masih kekurangan ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas pendukung lainnya. Beberapa sekolah bahkan tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai, yang tentunya berdampak pada kesehatan dan kenyamanan siswa. Pemimpin baru diharapkan dapat mengalokasikan anggaran yang memadai untuk memperbaiki dan membangun infrastruktur pendidikan. Selain itu, perlu ada pengawasan yang ketat dalam pelaksanaan proyek pembangunan agar anggaran tidak disalahgunakan. Infrastruktur yang baik adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang berkualitas.
Masyarakat memegang peran penting dalam mendukung keberhasilan pemimpin. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan berpikir positif atau husnudzon terhadap para pemimpin yang baru dilantik. Berpikir positif bukan berarti menutup mata terhadap kekurangan, tetapi merupakan sikap optimis yang memberikan ruang bagi pemimpin untuk bekerja dengan maksimal.
Dalam ajaran Islam, berpikir positif terhadap pemimpin adalah bagian dari etika sosial yang dianjurkan. Al-Quran, dalam QS. An-Nisa: 59, memerintahkan umat Islam untuk taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan ulil amri (pemimpin) selama mereka memimpin dalam kebaikan. Ketaatan ini mencakup sikap saling mendukung dan memberikan kritik yang membangun jika diperlukan.
Menurut Norman Vincent Peale, berpikir positif adalah kunci untuk menghadapi persoalan dengan prasangka baik. Sikap ini memungkinkan individu untuk melihat peluang di tengah tantangan dan mencari solusi dengan pikiran yang jernih. Dalam konteks masyarakat, berpikir positif terhadap pemimpin dapat menciptakan suasana yang harmonis dan stabil, yang pada akhirnya membantu kelancaran pelaksanaan program-program pemerintah. Husnudzon kepada pemimpin juga mencerminkan kedewasaan masyarakat dalam mendukung upaya perbaikan tanpa terburu-buru menghakimi.
Keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh kebijakan yang mereka buat, tetapi juga oleh dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat. Pemimpin baru di Jawa Barat dan Kabupaten Cirebon diharapkan dapat membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi mereka, dan melibatkan berbagai pihak dalam proses pengambilan keputusan.
Sementara itu, masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung program pemerintah dengan memberikan masukan yang konstruktif dan bersikap proaktif dalam berbagai kegiatan. Misalnya, pendidik dapat berkontribusi dengan memberikan ide-ide untuk meningkatkan mutu pendidikan, sementara pelaku UMKM dapat membantu memperkuat perekonomian daerah melalui inovasi dan kerja keras. Kolaborasi ini menjadi pondasi untuk membangun daerah yang lebih maju dan sejahtera.
Pelantikan gubernur dan bupati baru ini adalah babak baru yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Pendidikan, sebagai sektor yang menjadi tulang punggung pembangunan, harus mendapatkan perhatian lebih. Dengan kolaborasi yang baik antara pemimpin dan masyarakat, tidak ada alasan untuk tidak optimis terhadap masa depan. Namun, optimisme ini harus diiringi dengan kerja nyata dari semua pihak. Pemerintah tidak dapat bekerja sendirian, begitu pula masyarakat tidak dapat hanya mengandalkan pemimpin. Dibutuhkan sinergi, komitmen, dan kepercayaan untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan.
Mari kita jadikan periode ini sebagai masa yang penuh harapan, di mana pendidikan menjadi lebih baik, masyarakat lebih sejahtera, dan daerah kita semakin maju. Dengan semangat berpikir positif dan kerja sama yang kuat, kita semua dapat menjadi bagian dari perubahan besar yang akan membawa manfaat bagi generasi mendatang. Masa depan yang cerah dimulai dari langkah kecil yang diiringi oleh doa, usaha, dan keyakinan akan kebaikan bersama. Dengan upaya bersama, Jawa Barat dan Kabupaten Cirebon dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun bangsa yang kuat dan berdaya saing.***

Back to top button