Hadapi Era Digital, Komisi III DPRD Kota Cirebon Dorong Dispusip Tingkatkan Pengembangan Literasi

kacenews.id-CIREBON-Komisi III DPRD Kota Cirebon rapat kerja bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Cirebon, beberapa waktu yang lalu.
Pada pertemuan ini, Komisi III DPRD menekankan agar Dispusip terus meningkatkan pelayanan dan program pengembangan literasi bagi masyarakat, terutama di era digital.
Anggota Komisi III DPRD, Indra Kusumah Setiawan mengemukakan, peran perpustakaan juga terus meningkat seiring zaman. Sebelumnya hanya tempat untuk membaca, kini bisa menjadi lokasi pengembangan literasi.
“Saya bersyukur, saat ini gedung Dispusip lebih nyaman dibanding sebelumnya. Meskipun masih perlu ada beberapa sarana dan prasarana yang mesti ditambahkan, misalnya penerangan,” katanya.
Sebagai mitra Komisi III, kata Indra, Dispusip mesti bersinergi untuk pengembangan program mendatang. Apalagi terkait kebutuhan anggaran untuk kelancaran pelaksanaan program dan sarana penunjang.
“Kami apresiasi, Perpustakaan 400 yang dimiliki Kota Cirebon sudah melek digital. Semua menjadi lebih mudah, karena untuk pinjam dan baca buku sudah bisa online melalui i-Perpus dan i-Cirebon, serta bisa melalui website Dispusip,” tuturnya.
Meski sudah berkembang, lanjut Indra, tetap perlu penambahan fasilitas, misalnya mesin fotokopi. Karena bagi pelajar, mahasiswa dan lainnya yang hendak menggandakan lembaran buku, bisa terfasilitasi.
“Meski saat ini bisa memotret menggunakan handphone, tetap saja file fisik terkadang dibutuhkan. Jangan sampai ada oknum pengunjung yang sampai merobek bagian halaman buku lantaran tidak ada mesin fotokopi,” katanya.
Ia berharap Perpustakaan 400 tidak kalah dengan perpustkaan daerah lain. Sehingga dapat terus berkembang dengan program yang menarik, agar masyarakat teratarik datang dan berkegiatan di perpustakaan.
“Saya apresiasi juga terkait jumlah kunjungan yang mencapai 300 ribu orang. Namun berikanlah pemahaman agar pengunjung bisa lebih bijak menggunakan fasilitas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dispusip Kota Cirebon, Gunawan ATD DEA mengungkapkan, pada 2024 Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Kota Cirebon menjadi yang tertinggi di Jawa Barat. Sehingga program peningkatan literasi pasti menjadi prioritas.
“Setidaknya ada tujuh yang mesti ditingkatkan sebagai indikator IPLM, yakni kelembagaan perpustakaan, koleksi perpustakaan, tenaga, pengunjung, pengelolaan sesuai SNP, pelibatan masyarakat dan anggota perpustakaan,”tuturnya.
Ia menyampaikan, banyak kegiatan literasi yang sudah terselenggara di Perpustakaan 400, untuk tingkat PAUD, TK, hingga dewasa. Bagi tingkat PAUD ada story telling dan dewasa ada pelatihan pengucapan bahasa asing, yakni Inggris, Prancis dan Arab.
“Selain itu, Dispusip juga terus meningkatkan pemeliharaan kearsipan, melalui fumigasi hingga alih media ke digital. Agar tetap terawat dan bisa dilihat oleh masyarakat dengan lebih mudah,” katanya.
Meski sudah melakukan pengembangan, lanjut Gunawan, tetap membutuhkan sarana penunjang, baik renovasi bangunan hingga pengadaan fasilitas. Terlebih ingin memudahkan peminjaman buku kepada masyarakat, dengan transformasi digital yang akan diterapkan.
Misalnya peminjaman dan pengembalian buku tidak harus ada petugas jaga. Karena menggunakan Radio Frequency Identification (RFID), yakni bentuk teknologi komunikasi wireless atau tanpa perantara. Teknologi RFID terfokus pada identifikasi sebuah obyek melalui rangkaian kode yang hanya dapat dibaca scanner dengan software tertentu.
“Jadi pemustaka yang hendak pinjam atau pengembalian buku. Apabila belum scan, maka alat detektor yang terpasang di pintu akan berbunyi. Ini perlu dimatangkan, karena RFID saat ini sudah terpasang, tinggal dukungan software saja,” katanya.(Cimot)