CirebonRaya

Akhiri Tahun Baru Imlek, Sejumlah Replika Patung Dewa Diarak Dalam Cap Go Meh

kacenews.id-CIREBON-Rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek 2576/2025 di Kota Cirebon bakal ditutup dengan arak-arakan Cap Go Meh yang akan berlangsung pada Rabu (12/2/2025).

Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa atau dua minggu setelah Tahun Baru Imlek.

Sekretaris Vihara Dewi Welas Asih Kota Cirebon, Richard Dharma W mengungkapkan, saat ini di vihara tengah dilakukan perayaan Imlek, yang akan ditutup dengan Cap Go Meh pada 12 Februari 2025.

“Kami mengundang siapa saja untuk bisa bersama-sama menyaksikan arak-arakan kirab budaya Cap Go Meh,” katanya.

Menurutnya, Cap Go Meh tahun ini sangat spesial karena tiga keraton yang ada di Kota Cirebon ikut berpartisipasi untuk merayakan.

“Ada semacam replika atau ogoh-ogoh, ada dua. Ada patung Dewa Kwan Kong dan Dewi Kwan Im yang nanti juga akan ikut diarak,” tuturnya.

Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Kota Cirebon, Prabu Diaz menyampaikan, rangkaian Tahun Baru Imlek hingga penutupan di Cap Go Meh merupakan adat tradisi budaya yang dilakukan turun-temurun.

“Kami dari Laskar Agung Macan Ali yang merupakan putra Cirebon asli, mendukung adat tradisi dan budaya. Macan Ali mempunyai visi misi menjaga marwah leluhur, menjaga adat tradisi dan budaya. Bukan hanya budaya lokal, tetapi budaya-budaya yang lain,” katanya.

Oleh sebab itu, dari Macan Ali tanpa diminta ikut meramaikan maupun merayakan.

“Toleransi sudah diajarkan oleh leluhur-leluhur kita semua ratusan tahun lalu. Meskipun kita tidak bersaudara satu iman, tapi kita bersaudara sebagai manusia. Jaga toleransi dan jaga kondusifitas,” katanya.

Sementara itu Budayawan Tionghoa Cirebon, Jeremy Huang Wijaya memprediksi, sama seperti malam Imlek pada malam Cap Go Meh akan hujan.

“Pagi harinya hujan dan waktu patung Cap Go Meh digotong keluar keliling kota berhenti, sesudah masuk kembali ke kelenteng akan turun hujan kembali sampai malam. Ini sebagai tanda kesuburan dan rezeki hoki yang akan di dapat, membuat lahan pertanian jadi subur,” tuturnya.

Menurut Jeremy, biasanya seteleh mengangkat Toa Pe Kong, malam hari menikmati sajian lontong Cap Go Meh, yaitu lontong disajikan air kari ayam bersantan, ada suwiran ayam dan labu campur emping.

“Makanan lontong Cap Go Meh, akulturasi makanan setempat dari pesisir utara Jawa yang disajikan di acara Cap Go Meh. Makanan ini awalnya disajikan di Juwana, Pati, Pekalongan, Semarang, Lasem, dan Tuban,” katanya.

Ia mengemukakan Cap Go Meh adalah hari kelima belas penutup perayaan Imlek, dimana sebagai acara perpisahan dengan para perantau. Siang harinya, mereka mengangkat Toa Pe Kong diarak keliling Kota Cirebon.

“Rencananya (arak-arakan Cap Go Meh) akan melewati Pasuketan, Pekiringan, Pekalipan, Parujakan, Sukalila Selatan, Karangggetas, Winaon, Kanoman, Talang. Kemudian kembali ke Kelenteng Dewi Welas Asih Kota Cirebon,” katanya.

Disebutkannya, dewa-dewi yang di arak keliling yaitu Dewi Kwan Im, Dewa Kwan Kong, panglima perang penjaga keamanan, Hian Tian Sang Tee panglima perang penjaga keamanan, Ho Tek Ceng Sin Dewa bumi, Dewi laut, dan lain lain. “Meminta kedamaian, hasil panen berlimpah, baik itu panen hasil bumi dan hasil laut,” ucapnya.(Jak)

Back to top button