Opini

Peran OKP dan Ormas bagi Masyarakat

Oleh: Sukanda Subrata
Penulis Lepas Cirebon

Masyarakat tidak tahu lebih jauh tentang apa dan seperti apa yang namanya OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) dan Ormas (Organisasi Kemasyarakatan). Masyarakat tahunya kedua organisasi itu sebatas sekumpulan orang yang berseragam dengan atribut yang gagah tanpa mengetahui tugas, fungsi, dan wewenangnya. Biasanya, mereka terlihat pada acara – acara penting yang diadakan diselenggarakan oleh pemerintah. Meski sehari-hari masyarakat sering melihat para tukang parkir berkaos loreng orange (Pemuda Pancasila) atau acara acara keagamaan banyak lelaki berseragam lengkap mirip TNI AD.
Di era yang serba cepat seperti saat ini, masyarakat bisa berinisiatif mencari informasi apa yang dibutuhkan (OKP dan Ormas) dengan mudah. Maka setelah terjadi suatu insiden yang dilakukan oknum OKP maupun Ormas, masyarakat tidak serta merta memvonis negatif orgainsasinya. Seorang anggota organisasi yang baik dalam bertindak selalu searah dengan AD/ART, tidak seenaknya. Jika pun terpaksa dia tidak akan mengatasnamakan organisasi melainkan pribadinya.
OKP adalah organisasi yang anggotanya terdiri dari kalangan pemuda yang fokus utamanya mengembangkan potensi pemuda dan memberdayakan mereka dalam berbagai aspek, seperti sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Biasanya lebih terfokus pada kepentingan generasi muda dan peran mereka dalam pembangunan masyarakat dan negara. Sedangkan Ormas adalah organisasi yang anggotanya bisa berasal dari berbagai kelompok usia dan latar belakang sosial, tidak terbatas pada pemuda saja dengan berfokus pada kegiatan yang lebih luas, seperti pemberdayaan masyarakat, advokasi, sosial kemasyarakatan, dan isu-isu yang lebih umum. Jadi memang idealnya keberadaan OKP dan Ormas memberikan banyak manfaat bagi negara dan masyarakat.
OKP bisa membantu dalam mencetak pemimpin masa depan dengan melibatkan pemuda dalam berbagai kegiatan kepemimpinan dan pembentukan karakter, seringkali aktif dalam kegiatan pembangunan sosial dan politik, baik di tingkat lokal maupun nasional. Bisa memberikan wadah bagi pemuda untuk mengembangkan bakat dan minat mereka dalam berbagai bidang, seperti olahraga, seni, teknologi, dan kewirausahaan.Terakhir dapat mencegah pemuda terjerumus ke dalam ideologi ekstrem atau radikal, dan membantu mereka menjadi individu yang lebih produktif dan bertanggung jawab.
Sedangkan Ormas bisa memberikan dampak yang besar dalam pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ormas sering berperan sebagai suara bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan, dengan mengadvokasi hak-hak mereka di hadapan pemerintah atau lembaga lain.Ormas dapat menjadi kekuatan sosial yang memperkuat sistem demokrasi di suatu negara, dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam berbagai proses sosial dan politik, terlibat langsung dalam penyelesaian masalah sosial, seperti kemiskinan, bencana alam, pendidikan, dan kesehatan. Ormas sering bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga lain dalam mengimplementasikan program sosial yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
OKP dan Ormas berperan dalam menjaga stabilitas sosial dengan mengurangi ketegangan sosial, menciptakan solidaritas, dan meningkatkan rasa kebersamaan di kalangan masyarakat. Bahkan bisa meningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui kegiatan pelatihan, pendidikan, dan pengembangan. Keduanya mempunyai sumber pendanaan dari berbagai sumber yang sah dan sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti iuran anggota, sumbangan dari individu, kelompok, atau badan hukum berupa uang tunai, barang, atau jasa bersifat sukarela.
Seperti konflik yang terjadi antara Pemuda Pancasila dengan Grib Jaya di Bandung, beberapa waktu yang lalu. Sekedar mengingatkan bahwa organisasi Pemuda Pancasila didirikan pada 28 Oktober 1959 oleh Prof. Dr. Soegarda Pratopo (kini Yapto Suryo Sumarno) bertujuan untuk memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dan mendukung pembelaan negara serta menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Sedangkan Grib Jaya didirikan pada tahun 2011 oleh Hercules dengan tujuan untuk membela dan memperjuangkan kepentingan masyarakat, dan Hercules memainkan peran penting dalam memimpin organisasi tersebut pada masa awal pendiriannya.
Oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah memberikan pembinaan dan monitoring kepada seluruh OKP dan Ormas yang sudah terdaftar.Sehingga insiden yang memalukan itu tidak terulang lagi. Setiap organisasi harus bermanfaat bagi bangsa Indonesia, bukan sebaliknya malah menjadi beban. Para anggota organisasi dalam bertidak harus mengedepankan kepentingan bersama, bukan kepentingan golongannya saja apalagi pribadinya.Selama ini para anggota organisasi jarang diberikan pembinaan.Rekrutmen anggotanya saja tidak profesional, asal kenal asal dekat.Tidak punya standar baku yang jelas layaknya perekrutan yang sudah profesional. Makanya para anggota OKP dan Ormas sangat beragam latar belakang, pendidkan, agama, ras, usia, dsb.
Sebagai masyarakat, berharap setiap OKP dan Ormas ini tak bosan menyuarakan suara rakyat agar didengar oleh pemerintah. Menjadi teladan di lingkungannya serta menunjukkan perilaku sebagai warga negara yang baik, tunduk, dan taat kepada peraturan dan undang-undang yang berlaku. Adanya konflik dalam sebuah organisasi merupakan hal biasa, namun jangan sampai menjadi kebiasaan.Tindak tegas setiap warga negara yang melakukan pelanggaran.
Selamat kepada Pemuda Pancasila dan Grib Jaya yang sudah berdamai untuk bangsa Indonesia

Related Articles

Related Articles

Back to top button