BMGK Rilis Analisis Banjir Rob di Indramayu
Tembok Penahan Ombak Jebol, Ratusan Rumah Terendam

kacenews.id-INDRAMAYU-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis analisis terkait peristiwa banjir rob yang terjadi pada 29 Januari 2025 di Desa Kertawinangun dan Desa Eretan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
Fenomena ini dipengaruhi oleh fase bulan baru pada 29 Januari 2025, serta perigee, jarak terdekat antara bumi dan bulan yang terjadi pada 2 Februari 2025.
Kombinasi kedua fenomena tersebut meningkatkan potensi terjadinya banjir rob di berbagai wilayah pesisir Indonesia, termasuk pesisir Indramayu.
Banjir rob di wilayah pesisir Eretan, termasuk Desa Kertawinangun dan Desa Eretan, telah menjadi peristiwa berulang.
Pada November 2024, Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, meninjau dampak banjir rob yang menggenangi desa-desa tersebut.
Saat itu, banjir mencapai ketinggian rata-rata sekitar 50 cm. Bey mengusulkan beberapa langkah penanganan, seperti normalisasi sungai, pembangunan tanggul, dan relokasi penduduk secara bertahap.
Pada Desember 2024, banjir rob kembali terjadi dengan intensitas yang lebih parah.
Di Desa Eretan Wetan, ketinggian air mencapai 1,2 meter, sementara di Desa Eretan Kulon mencapai 1 meter. Ribuan rumah dan fasilitas umum terendam, memaksa sebagian warga mengungsi.
BMKG terus memantau kondisi pasang surut air laut dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat di wilayah pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir rob.
Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi terkini dari BMKG dan pihak berwenang setempat guna meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh fenomena ini.
Hingga Jumat hari ini, 31 Januari 2025, cuaca relatif lebih terang. Bahkan di sebagian wilayah Indramayu yang selama beberapa hari diterjang hujan, sudah mulai terlihat ada sinar matahari.(Pih/Rils)