CirebonRaya

Istimewa, Keraton Kasepuhan Cirebon Refleksikan Keharmonisan Tiga Budaya dan Agama

kacenews.id-CIREBON-Maka tak heran jika Keraton Kasepuhan saat ini menjadi destinasi wisata di Cirebon yang tak pernah sepi dikunjungi wisatawan baik lokal, nasional maupun mancanegara.

Keraton Kasepuhan juga sudah menjadi destinasi wisata kapal pesiar dari Inggris, Perancis, Australia mampir ke Cirebon. Ditambah lagi adanya tol Cipali dan Bandung Cirebon.

Produk Akulturasi
Bagi siapa saja yang bertandang ke Keraton Kasepuhan tidak hanya akan memberikan pengalaman wisata yang menyenangkan, tetapi juga menjadi perjalanan sejarah menyimak masa-masa akulturasi berbagai kebudayaan dan agama di Indonesia masa lalu.

Dilihat dari beberapa bagian bangunan keraton akan terlihat sangat jelas bentuk (arsitektur) dan pengaruh berbagai kebudayaan serta agama.

Dari arsitektur bangunannya, Keraton Kasepuhan merupakan perpaduan tiga kebudayaan yaitu Jawa, Eropa dan Tiongkok. Selain itu Keraton Kasepuan juga merefleksikan keharmonisan tiga agama yakni Islam, Hindu dan Budha. Pengaruh tiga budaya dan tiga agama itu membuat Keraton Kasepuhan lebih istimewa dibanding keraton lainnya.

Keraton Kasepuhan adalah salah satu dari tiga keraton yang ada di Kota Cirebon selain Keraton Kanoman dan Keraton Kacirebonan.

Kedua keraton memang letaknya tak begitu jauh dari Keraton Kasepuhan. Kanoman hanya beberapa ratus meter sebelah utara dan Kacirebonan di sebelah barat.

Begitu menginjakan kaki di pelataran parkir sebelah utara, pengunjung akan disuguhi megahnya Komplek Keraton Kasepuhan sebagai perluasan dari Keraton Pakungwati dulu.

Meski demikian sisa dan jejak Keraton Pakungwati hingga kini masih bisa dilihat di bagian timur komplek keraton.

Tembok dikelilingi dari batu bata merah yang tersusun rapi dan gapura menjulang tinggi di bagian depan yang terlihat sangat ikonik seolah menyapa para pengunjung. Inilah awal dari daya tarik pengunjung.

Meski sudah berusia 487 tahunan, Keraton Kasepuhan masih tetap terawat dengan baik. Apalagi untuk menjaga eksistensi dan menyelamatkan dari kerusakan, pihak keraton sudah melakukan upaya revitalisasi baik fisik maupun non fisik.

Revitalisasi fisik meliputi cagar budaya, benda cagar budaya dan non fisik adat, tradisi seni, bahasa, budaya, para abdi dalem, wargi, organisasi dan manajemen.

Masterplan revitalisasi pada waktu itu dibuat hasil kerja sama dengan Kemendikbud.(As)

Related Articles

Back to top button