Menyoal Uncaring Boss yang Tidak Suka pada Karyawannya
Oleh: Khaerudin
Penulis Buku Langkah Kaki II
Lingkungan kerja merupakan kondisi sekitar tentang segala sesuatu yang dapat mempengaruhi seesorang dalam menjalankan tugas-tugas pekerjaan yang dibebankan saat jam kerja berlangsung. Nitisemitho (2015) menyatakan bahwa contoh dari lingkungan kerja beberapa di antaranya adalah kebersihan, musik dan lain sebagainya.
Hal-hal di atas tentu saja dapat mempengaruhi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh setiap karyawan yang bekerja di suatu perusahaan. Sehingga sudah sebaiknya setiap perusahaan selalu mengusahakan sedemikian rupa sehingga mempunyai pengaruh yang positif untuk setiap karyawannya. Sehingga mereka selalu merasa nyaman dalam melaksanakan tugas yang ada di pekerjaan mereka.
Lingkungan kerja juga disebut sebagai rumah kedua bagi setiap orang yang gemelut di dalamnya. Ya, karena mereka membuang setengah waktu dalam hidupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan di samping ia memang pulang usai bekerja dan bertemu dengan keluarga di rumah. Oleh sebab itu, sudah menjadi keharusan jika tempat kerja harus nyaman bagi setiap karyawannya.
Namun tentu bukan hal yang mudah untuk didapatkan memiliki tempat kerja yang menyenangkan bagi setiap karyawannya. Ditambah zaman sekarang lebih banyak persaingan karena orang yang mencari pekerjaan semakin bertambah jumlahnya. Otomatis peluang untuk memperoleh pekerjaan semakin sempit dan persaingan semakin ketat, lapangan pekerjaan pun semakin sedikit.
Tuntutan hidup yang semakin banyak setiap harinya menjadikan generasi kita memiliki kendala dan masalah mental yang terus menghantui jiwa mereka. Ditambah lagi tekanan dalam dunia kerja yang kadang tidak masuk akal. Baik dari lingkungan kerja itu sendiri atau pun dari bos perusahaan langsung.
Dalam lingkungan kerja terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pegawai bekerja dengan baik dalam setiap menjalankan tugas-tugasnya. Faktor-faktor ini biasanya tidak diketahui oleh orang lain terutama karyawan atau pun bos perusahaan itu sendiri. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
Faktor personal atau individu meliputi pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh individu. Kemampuan individu memang harus dimiliki oleh setiap orang, hal itu dibutuhkan untuk membantu kinerjanya selama menjalankan tugas di perusahaan tempatnya bekerja.
Faktor kedua yaitu kepemimpinan yang meliputi kualitas pemimpin yang memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan terhadap bawahannya. Faktor ini sangat penting karena dapat memberikan motivasi kerja bagi para karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Namun kebanyakan pimpinan perusahaan tidak pernah peduli dengan hal ini, yang mereka pedulikan hanya menekan kinerja karyawan untuk mencapai target perusahaan saja.
Faktor ketiga adalah tim. Kualitas dukungan dari tim pun sangat mempengaruhi kinerja seseorang. Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan yang baik akan menjadikan kinerja individu merasa nyaman dan akan dengan senang hati melaksanakan setiap pekerjaannya. Bahkan di zaman sekarang lingkungan tim kerja yang supportif sangat diperlukan bagi karyawan kerja di sebuah perusahaan.
Faktor keempat adalah sistem. Meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh instansi, proses instansi dan kultur kerja di instansi. Sistem merupakan salah satu komponen penting karena dapat membuat karyawan nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Jika fasilitas baik maka kelancaran pekerjaanpun bisa didapatkan. Peraturan yang tidak semena-mena dari perusahaan untuk karyawan sudah pasti akan menimbulkan kenyamanan untuk para pekerja.
Begitu banyak faktor yang memang sangat berpengaruh dalam lingkungan kerja yang menjadikan seorang karyawan atau pegawai dapat bekerja dengan penuh semangat, senang hati dan tanpa merasa terbebani dirinya. Namun sayangnya atasan atau pimpinan perusahaan jarang sekali yang memahami faktor-faktor tersebut. bahkan ada juga pimpinan perusahaan yang tidak pernah mengapresiasi kinerja karyawannya. Ia hanya mencari-cari kesalahan karyawan tanpa mengetahui latar belakang apa yang sedang dialami oleh karyawan tersebut.
Manfaat lingkungan kerja yang baik tentu akan berimbas pada hasil kerja yang bagus dan sampai berdampak kepada majunya sebuah perusahaan. Lingkungan kerja yang baik akan mendorong gairah kerja pegawai sehingga meningkatkan produktivitas kerja meningkat. Lingkungan yang menyenangkan juga tentu dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai karena ia selalu melaksanakan tupoksi kerjanya dengan senang hati tanpa terbebani.
Lingkungan kerja yang baik tentunya harus dipahami oleh atasan perusahaan. Dan bagi atasan jangan lupa untuk memahami setiap karakter pegawai yang tentu majemuk itu. Jangan hanya menginginkan hasil yang memuaskan terhadap pencapaian perusahaan saja tanpa memperhatikan tempat pegawai bekerja sehari-hari.
Dalam lingkup kerja terdapat indikator aspek yang harus dipahami oleh atasan dan juga pegawai. Mulai dari suasana kerja yang nyaman, hubungan antar rekan kerja yang harmonis dan tanpa ada saling kritik di antara sesama pegawai. Salah satu faktor betahnya karyawan dalam pekerjaan adalah adanya hubungan yang harmonis antar rekan kerja.
Hubungan antara bawahan dengan pimpinan memang wajib terjalin baik. Hal ini didasari bahwa pegawai pun punya ego yang harus dipenuhi oleh pujian yang perlu disampaikan oleh atasan atau sesama rekan kerja. Bukan hanya sekedar makian atau sindiran tentang perintah kerja untuk mencapai target yang lebih banyak lagi. Melainkan bekerja tentang manusia dan bersikap kepada sesama manusia.
Namun namanya juga kita berbicara di dunia kerja sehingga kita pun tentu sering menemukan uncaring boss. Yaitu pimpinan yang sama sekali tidak peduli terhadap pegawainya. Lalu siapa yang dia pedulikan? Hanya dirinya dan targetnya saja. Kadang orang lain dan bawahannya hanya dijadikan sebagai objek untuk mencapai targetnya saja.
Di luar sana banyak sekali contoh para pegawai yang memiliki sifat uncaring boss, karena memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di instansi yang besar sehingga interaksi dengan para pegawai lain selalu tolak pinggang, mencari-cari kesalahan pegawainya, mengatur pegawai atas kehendaknya sendiri. Selalu membandingkan satu karyawan dengan karyawan lain tanpa tujuan membangun, serta mengungkit-ungkit kesalahan yang menurutnya patut dipermasalahkan.
Tidak ada jalan terbaik yang bisa dilakukan oleh para pegawai yang mendapatkan perlakukan kurang suportif dalam lingkungan kerja kecuali melawan dengan diam, atau pindah ke kerjaan yang lain. Bahkan jika tidak ada cara lain yang bisa dilakukan maka menulis adalah cara terbaik untuk mengekspresikan hal tersebut.***