Pendidikan

Miliki Jurusan Keahlian Membatik, SMKN 1 Gunungjati Konsisten Kembangkan Batik Lokal

 

 

kacenews.id-CIREBON-Di tengah keterbatasan fasilitas dan peralatan, SMK Negeri 1 Gunungjati berkomitmen untuk terus mengembangkan warisan budaya batik melalui karya siswa.

Sekolah yang genap berusia 13 tahun pada 27 Januari 2025 ini, memiliki jurusan keahlian membatik. Jurusan tersebut, satu-satunya yang dimiliki sekolah di bawah naungan Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Pendidikan Wilayah X Jawa Barat (Jabar).

Para siswa telah menghasilkan karya batik Mega Mendung yang merupakan unggulan Cirebon dan batik lainnya yang sukses menyita perhatian pihak-pihak yang tertarik dengan hasil karya siswa. Sehingga berminat untuk membeli dengan harga tinggi.

Selain itu, hasil karyanya pun pernah berhasil meraih juara 1 empat kali berturut-turut di kompetisi tingkat Jabar.

Kepala SMKN 1 Gunungjati  Hj Iis Setiawati mengungkapkan dengan semangat melestarikan warisan budaya batik di kalangan generasi muda, sekolah ini terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas meski di tengah keterbatasan fasilitas dan peralatan.

“Memang ruangan atau tempat memproduksi batik di sekolah ini terbatas, jadi siswa pun melakukan praktik pembuatan atau mencanting batik harus bergiliran. Tapi itu tidak menyurutkan semangat siswa maupun gurunya,” katanya.

Meski sekolah belum membentuk badan layanan umum daerah (BLUD), komitmen sekolahnya dalam menghasilkan kain batik berkualitas yang tak kalah dari pengrajin profesional terus digalakkan.

“Para siswa diajarkan dari proses awal hingga tahap akhir membatik, mulai dari membuat pola, mencanting, hingga proses pewarnaan,” katanya.

Ia pun bersyukur karena belum lama ini, SMKN 1 Gunung Jati telah menerima hibah berupa peralatan batik cap, kelengkapan membatik, serta alat pengolahan limbah dari salah satu perusahaan yang memproduksi biskuit ternama.

Sekolah yang selalu memperingati Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober untuk memperingati pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi pada 2009 tetap berharap ada dukungan lebih lanjut dari pemerintah.

“Dukungan sarana dan prasarana yang memadai dan tenaga pengajar dalam keahlian membatik sangat diperlukan. Mempertahankan batik sebagai warisan budaya bangsa pun sangat diperlukan. Alhamdulillah antusias minat siswa ke jurusan batik ini cukup tinggi,” katanya.(Jak) 

 

 

 

Related Articles

Back to top button