Pemilu

Debat Kuningan Panas, Paslon 1 dan 2 Saling Sentil Masa Lalu

Dihatiku: Kemiskinan, Pengangguran dan Gagal Bayar Jadi “PR” Bersama

kacenews.id-KUNINGAN-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kuningan menggelar debat publik dengan melibatkan tiga pasangan calon (Paslon) yang diselenggarakan di Horison Tirta Sanita Desa Sangkanurip Kecamatan Cigandamekar, Minggu Malam (3/11/2024).
Debat itu sendiri dijaga ketat oleh ratusan aparat kepolisian Polres Kuningan. Suasana panas mulai terlihat saat jeda paska para Paslon Bupati dan Wakil Bupati Kuningan periode 2024-2029 memaparkan visi dan misi serta programnya.
Karena langsung terjadi perang yel-yel antar puluhan pendukung yang hadir di lokasi kegiatan sehingga suasana ruangan menjadi bergemuruh. Pada perjalanannya acara debat yang di isi oleh beberapa sub tema, pembawa acara sempat dibuat repot karena masih saja ada para pendukung paslon tidak mematuhi tata tertib yang telah ditetapkan sebelumnya terutama saat sesi debat saling tanya antar kandidat namun masih terkendali.
Sebelumnya, Ketua KPU Kabupaten Kuningan, Asep Budi Hartono meminta kepada semua paslon agar dalam pelaksanaan debat lebih mengedepankan tentang pelaksanaan visi dan misi serta menghindari pertanyaan-pertanyaan yang memojokan salah satu pihak tetapi dalam pelaksanaan hal itu tetap saja terjadi.
Saling sentil termasuk mengungkap atau membongkar permasalahan masa lalu sehingga tidak bisa dihindari terutama antara Paslon Bupati Kuningan, H. Dian Rachmat Yanuar dan Wakil Bupati Kuningan, Hj. Tuti Andriani (Dirahnati) Nomor Urut 1 versus Paslon Bupati Kuningan, H.M. Ridho Suganda dan Wakil Bupati Kuningan, H. Kamdan (Ridhokan) Nomor Urut 2. Awalnya, Calon Wakil Bupati Kuningan, Hj. Tuti Andriani diberi kesempatan berinteraksi terlebih dahulu.
Ia meminta pendapat bagaimana menciptakan harmonisasi antara bupati dan wakil bupati karena di era kepimpinan sebelumnya periode 2018-2023 dikabarkan terjadi dishamonisasi di antara pasangan pejabat.
Mendengar hal itu, H.M. Ridho Suganda yang menjabat wakil bupati di era tersebut langsung menjelaskan bahwa antara ia dengan H. Acep Purnama (Bupati Kuningan terdahulu) terpaut usia yang cukup jauh sehingga merasa sungkan.
Maka meminta difasilitas komunikasi melalui H. Dian Rachmat Yanuar yang berstatus selaku sekretaris daerah (Sekda). Namun ia menuding, sekda tidak melakukannya dengan benar sebagaimanamestinya sehingga di tahun akhir kepemimpinan atau tahun 2023, tidak lagi menggunakan pihak pihak ketiga alias tidak ada penghalang sehingga dirinya bersama H. Acep Purnama mampu menciptakaan pengelolaan pemerintahan secara bersama-sama.
Dian yang disudutkan mengaku bahwa dirinya bersama H.M. Ridho Suganda sempat bersama-sama dalam satu pemerintahan sehingga banyak kenangan indah. Hanya saja terkait ditudingkan, ia tidak mau menanggapi apa yang tidak dilakukannya akibat tidak paham maksudnya.
Namun yang pasti, beberapa kali dirinya mencoba memediasi antara H. Acep Purnama dengan H.M. Ridho Suganda. “Pak Ridho orang baik,” ucapnya.
Moderator memberi kesempatan kepada H. Kamdan untuk memberikan pertanyaan pada Paslon Dirahmati. Namun mantan Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kamuning ini lebih senang menyoroti tentang kepedulian ekonomi kerakyatan karena faktanya toko modern menjamur sekaligus membuat masyarakat kecil menjerit. H. Dian Rachmat Yanuar menjelaskan, semua ada aturannya dan untuk pendirian toko modern di jaman sekarang sangatlah sederhana karena cukup melalui OSS (sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik) saja tapi pada Peraturan Bupati (Perbup) telah dilakukan pembatasan tiap kecamatannya.
Ada pula ketentuan agar toko modern tersebut membuka space atau ruang masuk bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), menampung tenaga kerja dan sebagainya. Aturan pemerintah daerah (Pemda) linier dengan Menteri Perindustrian (Mendag). “Nanti kita akan atur regulasi dan memperbaikinya,” ucapnya.
Mendengar jawaban itu, H.M. Ridho Suganda langsung berceloteh bahwa tidak heran jika toko modern H. Dian Rachmat Yanuar semakin banyak. Sedangkan rencana memasukan produk UMKM ke toko modern, pihaknya pun memiliki keinginan yang sama bahkan akan memberdayakan Perusahaan Daerah Aneka Usaha (Perumda AU) termasuk memasarkan Batik Kuningan yang merupakan kado dari Penjabat (Pj) Bupati Kuningan, H. Raden Iip Hidajat. H. Dian Rachmat Yanuar mempertegas semuanya sama-sama berkomitmen menjaga dan mendorong UMKM agar bisa berkembang sebagaimanamestinya baik dari akses permodalan, promosi, proses aktivitas dan hal-hal penting lainnya.
Sudah teruji UMKM Kabupaten Kuningan di masa Pandemi Covid-19 trendnya positif dibandingkan daerah lainnya. Calon Bupati Kuningan Nomor Urut 3, H. Yanuar Prihatin pada close statment menyindir bahwa seribu kata bahkan sejuta kata akan kalah dengan 1 fakta karena masa depan Kabupaten Kuningan bukan hanya sekedar kata-kata melainkan fakta.
Dirinya baru paham, kenapa kemiskinan dan pengangguran tinggi serta terjadi gagal bayar, hal itu sudah dipertontonkan oleh Paslon Nomor Urut 1 dan Nomor Urut 2. Maka ke depan, tidak ada lagi disharmoni antar pejabat, bupati ke kanan, wakil bupati, sekda dan semua pejabat harus ikut ke kanan.
Artinya ketika Paslon H. Yanuar Prihatin dan H. Udin Kusnedi (Dihatiku) menang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), maka tidak ada lagi disharmoni karena itu kunci penting. “Kita akan targetkan Kuningan Emas dan Ngajadi lebih baik,” ujarnya.(Ya)

Back to top button