Kasusnya Menurun di Tiga Kecamatan, Orang Tua Asuh Sangat Efektif Tangani Stunting di Kabupaten Cirebon
kacenews.id-CIREBON-Kasus stunting di Kecamatan Gunungjati, Suranenggala dan Kapetakan mengalami penurunan.
Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya saat menggelar Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan di Balai Desa Keraton Kecamatan Suranenggala, Rabu (30/10/2024).
Menurut Wahyu, ada beberapa faktor yang menyebabkan kasus stunting di Kecamatan Gunungjati, Suranenggala, dan Kapetakan mengalami penurunan.
“Dari berbagai data sudah dipaparkan oleh para camat semuanya turun,” katanya.
Ia mengungkapkan tim percepatan penurunan stunting (TPPS) tingkat kecamatan perlu melakukan strategi yang berfokus pada upaya percepatan penurunan stunting dengan pola sidak (seleksi, dampingi, aksi) dengan melibatkan unsur penthahelix (pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha dan media) dalam menumbuhkan gerakan gotong royong dalam penurunan stunting.
Pj bupati memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama antara perangkat daerah penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga, non pemerintah dan masyarakat.
“Pemerintah Kabupaten Cirebon berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting di bawah angka 14 persen tahun 2024, dengan kolaborasi dan sinergitas seluruh elemen melalui konvergensi kegiatan yang mengarah kepada terciptanya upaya-upaya staregis dan terarah dalam percepatan penurunan stunting,” tuturnya.
Menurutnya, tugas dan upaya percepatan penurunan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab dinas terkait seperti Dinas Kesehatan, DPPKBP3A serta bappelitbangda, melainkan tanggung jawab semua sektor termasuk sektor swasta, dan seluruh elemen masyarakat di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa.
Selain itu, kata Wahyu, dalam penanganan dan penurunan angka stunting tidak hanya bersumber dari APBD melainkan ada sumber lainnya seperti orang tua asuh anak stunting.
“Kalau bisa menjadi orang tua asuh silakan. Karena dalam dua bulan orang tua asuh bisa menaikan kesehatan anak yang terkena stunting maupun anak berisiko stunting,” katanya.
Kepala DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni mengemukakan dinasnya merupakan Liaison Officer (LO) untuk stunting di Kecamatan Gunungjati. Sehingga pihaknya melalui Bidang Pengendalian Penduduk fokus penanganan stunting di kecamatan tersebut.
“Sesuai SE Bupati Cirebon, semua dinas menjadi LO di semua kecamatan, untuk kemiskinan ekstrem dan stunting, Kebetulan DPPKBP3A ini LO nya di Kecamatan Gunungjati,” katanya.
Ia menyebutkan, keluarga besar dari DPPKBP3A menjadi orang tua asuh yang ada di Kecamatan Gunungjati.
“Kita sebagai orang tua asuh stunting mulai dari kepala dinas, subkor dan lainnya dengan sukarela menjadi orang tua asuh sunting,” katanya.
Menurutnya, dari orang tua asuh tersebut, anggaran terkumpul Rp 96 juta untuk 64 orang anak berisiko stunting.
“Satu anak itu mendapatkan Rp 1,5 juta dan kita terkumpul ada 64 anak dari keluarganya besar DPPKBP3A. Semunya diberikan setiap 10 hari sekali dengan melibatkan kader yang sudah diberikan pelatihan untuk Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dan nanti kita pantau terus perkembangannya,” katanya.
Eni menyampaikan pihaknya kini lebih fokus untuk penanganan anak berisiko stunting. Karena tidak ada kasus stunting yang baru di Kabupaten Cirebon. “Yang sudah kena stunting tetap mendapatkan perhatian, tetapi anak berisiko stunting dilakukan intervensi khusus. Karena kita tidak ingin adanya kasus stunting baru,” katanya. (Junaedi)