kacenews.id-CIREBON-Gedung Sekretariat Daerah (Setda) Kota Cirebon yang terletak di area balai kota akan dipasang alat deteksi dini gempa bumi. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi megathrust.
Meski Kota Cirebon tidak termasuk ke area paling rawan potensi megathrust, namun berbagai antisipasi tetap dilakukan, salah satunya dengan memasang alat deteksi gempa bumi tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Andi Wibowo mengatakan, meski tidak masuk ke area paling rawan potensi megathrust, namun Kota Cirebon harus tetap siap siaga.
“Mitigasi harus tetap kita laksanakan, kemudian kita juga dapat suport dari BMKG berupa alat deteksi dini gempa atau display warning yang akan dipasang di gedung Setda,” ujar Andi.
Ia mengatakan, rencananya alat tersebut akan dipasang di lantai paling bawah gedung Setda. Jika ada goyangan gempa, maka alat tersebut akan mengeluarkan bunyi seperti sirine.
“BMKG sudah survey ke lokasi gedung Setda. Nanti alat ini bisa bunyi ketika ada gempa dengan kekuatan minimal 3 SR, bunyinya semacam seperti sirine,” ujarnya.
Andi menambahkan, selain pengadaan alat display warning, BPBD juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait potensi megathrust.
“Bukan menakuti, namun alangkah lebih baiknya jika masyarakat waspada. Edukasi terus kita lakukan kepada masyarakat berupa kesiapsiagaan bencana gempa bumi,” katanya.
Seperti diketahui, gempa bumi megathrust menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini, menyusul peringatan dari BMKG soal megathrust Selat Sunda dan Mentawai – Siberut yang mengalami seismic gap atau kekosongan gempa selama lebih dari 100 tahun.
Seismic gap ini diduga akan menyebabkan potensi gempa besar atau megathrust dengan kekuatan di atas 8 magnitudo dan bisa menyebabkan tsunami. Sejumlah daerah masuk ke titik rawan megathrust terutama wilayah Pesisir.(Fan)