Opini

Anomali Gerak Pembangunan Pemuda

Oleh: Ahmad Fauzan Baihaqi.,M.Hum
Dosen FIB Universitas Diponegoro (UNDIP)

Menjelang peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2024, generasi muda harus sadar bahwa kekayaan bangsa Indonesia yang sesungguhnya bukanlah potensi sumber daya alamnya, tetapi sumber daya pemudanya. Kita harus sadar bahwa pola pikir stigma bangsa saat ini masih mewarisi pemikiran kolonialisme, di mana potensi sumber daya alam Nusantara sebagai sumber utama yang wajib terus dikeruk. Namun, yang kita tidak sadar adalah bahwa kekayaan bangsa kita adalah sumber daya manusianya. Manusia yang terdidik, manusia yang tercerahkan yang bisa memajukan bangsanya. Karena atas dasar itu juga sebuah bangsa bisa maju. Seperti Singapura, dan sebagai Taiwan suatu Negara yang tidak sama sekali memiliki Sumber Daya Alam tetapi masuk dalam kategori Negara-negara maju di kawasan Asia.
Untuk memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, maka dipandang perlu untuk memajukan mutu pendidikannya. Pendidikan dan pembangunan SDM saling berkaitan dan memiliki peran penting dalam pembangunan pemuda bangsa. Pendidikan merupakan penopang utama pembangunan SDM yang unggul. Pendidikan diharapkan dapat membentuk pemuda yang cerdas, terampil, dan berakhlak mulia. Pendidikan menghasilkan sumber generasi muda tenaga yang menunjang pembangunan.
Dalam temuan data survey Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2023 mencapai 74,39 persen dengan kenaikan 0,84 persen dibandingkan tahun 2022. IPM Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun 2016, dan sejak saat itu berada di status tinggi, yaitu di atas 70. IPM Indonesia mengalami peningkatan yang positif selama periode 2020-2023. Peningkatan ini terjadi seiring dengan penanganan pandemi COVID-19 yang berjalan baik dan pemulihan kinerja ekonomi Indonesia. IPM merupakan ukuran kualitas hidup yang dibangun berdasarkan tiga dimensi dasar, yaitu: Umur panjang dan hidup sehat, Pengetahuan, Standar hidup layak. Dalam laporan Liputan 6 Maret 2024 bahwa temuan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2023-2024 mencapai angka 0.713 atau naik 0.008 poin dari IPM Indonesia di tahun sebelumnya.
Apakah hal ini sejalan dengan kebijakan pendidikan Merdeka Belajar dan berpengaruh terhadap IPM. Peningkatan pembangunan SDM pemuda kita juga dianggap terus berkembang sejalan dengan turunnya angka kemiskinan 2024 sebagaimana laporan Kementerian Sosial akhir-akhir ini. Hal ini menjadi pertanda bahwa gerbang pintu Indonesia Emas 2045 akan semakin mendapatkan sambutan hangat. Pendidikan generasi muda sebagai motor penggerak pembangunan juga harus mendapatkan dukungan semua unsur dari stake holder serta masyarakat.
Beberapa cara untuk meningkatkan kualitas SDM di bidang pendidikan, antara lain bisa melalui pelatihan atau training, magang, rotasi kerja, studi banding, uji kompetensi, ataupun coaching. Dalam pengembangan SDM bidang pendidikan, terdapat lima domain yang dipandang penting, yaitu profesionalitas, daya kompetitif, kompetensi fungsional, keunggulan partisipatif, dan kerja sama. Dalam aspek organisasi sosial bahwa desa asli Indonesia memiliki bentuk komunitas dengan tanggungjawab bersama para anggotanya demi kesejahteraan bersama. Ini yang menjadi alasan Hatta menggalakkan ekonomi berazaskan kekeluargaan. Jejak organisasi sosial ini termasuk kewajiban menolong satu sama lain bersama memikul tanggungjawab atas segala permasalahan di desa tersebut. Namun, pada masa penjajahan, pemerintahan kolonial Hindia Belanda mencoba memperkenalkan prinsip tanggung jawab individu yang menurut konsep barat lebih rasional.
Dalam proyek transformasi mental-kultural, perlu diidentifikasi mentalitas inti sebagai penggerak utama bagi mentalitas-mentalitas keturunannya. Demikian pula halnya dalam merumuskan budaya kebangsaan-kenegaraan (civil-state culture). Kita harus merumuskan mentalitas inti bangsa ini yang harus diubah dan diperkuat dalam kerangka transformasi budaya bangsa. Yang pertama karakter kemandirian, berangkat dari asumsi manusia bangsa Indonesia tidak berdikari secara ekonomi, tidak berdaulat secara politik dan tidak berkepribadian dalam kebudayaan. Kemudian kedua pentingnya mentalitas karakter gotong-royong sebagai nilai penting kualitas dan kepercayaan diri kebersamaan sebagai sebuah bangsa. Dan yang ketiga mentalitas pelayanan berangkat dari asumsi bahwa penanaman nilai kemandirian dan penguatan welas asih dalam gotong royong itu harus bermuara pada pelayanan. Bahwa peradaban bangsa Indonesia harus menunjukan humanismenya untuk ketercapaian keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam kaitan ini, terdapat beberapa hal yang harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan kualitas SDM. Pertama adalah sistem pendidikan yang baik dan bermutu. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran penting dalam penyelenggaran sistem pendidikan yang efektif dan efisien, berorientasikan pada penguasaan iptek, serta merata di seluruh pelosok tanah air.
Kedua adalah penguatan peran agama dalam kehidupan sosial bermasyarakat dalam rangka memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa (character building). Ketiga adalah peningkatan kapasitas SDM melalui berbagai diklat, kompetensi, pembinaan dan lain-lain. Tenaga kerja profesional dan terampil sesuai tuntutan/kebutuhan pasar merupakan faktor keunggulan suatu bangsa dalam menghadapi persaingan global. Pemerintah memegang peranan penting dalam menyiapkan program-program strategis guna menghasilkan SDM berkualitas dan siap memasuki pasar kerja. Terakhir, adalah pembinaan dan pengembangan masyarakat terutama generasi muda. Sebagai penopang utama dalam roda pembangunan, pemberdayaan generasi muda diharapkan dapat menciptakan generasi yang kreatif, inovatif dan berdaya saing tinggi. Karakteristik generasi muda seperti inilah yang diharapkan mampu berkonstribusi dan memenangkan persaingan global.***

Related Articles
Back to top button