Ayumajakuning

Tak Sedikit Ortu Belum Tahu Anaknya Alami Indikasi Stunting

kacenews.id-MAJALENGKA-Banyak orang tua (Ortu) belum mengetahui anaknya mengalami indikasi stunting padahal pertumbuhan badannya tidak sesuai target.

Idealnya ketika diketahui kenaikan berat badan anak tidak sesuai target, harusnya segera diintervensi melalui pemberian makanan tambahan agar kebutuhan nutrisinya tercukupi.

Hal ini adalah salah satu deteksi dini mencegah stunting, sebab jika balita dinyatakan mengalami stunting maka masuk kategori terlambat dalam pencegahan.

Hal tersebut disampaikan dr Ratih Eka Pujasari dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka pada acara Majalengka berbicara, Selasa (15/10/2024) membahas pencegahan stunting di Kabupaten Majalengka yang angkanya masih sebesar 3,12 % atau sebanyak 2.465 balita dari jumlah total balita yang diukur sebanyak 79.101 balita.

“Untuk pencegahan stunting nutrisi ibu hamil harus terpenuhi, karena stunting pada dasarnya dari anak normal tapi kekurangan nutrisi secara kronik akhirnya kenaikan berat badan maupun tinggi badannya tidak sesuai target dari anak-anak seusianya,” ungkap Ratih.

Selain akibat pertumbuhan yang tidak sesuai target, kasus tunting bisa juga akibat anak sakit, sehingga tidak cukup untuk pertumbuhannya. Jika tidak diintervensi berat badannya akan terus berkurang, tubuhnya menurunkan dan akhirnya menjadi gizi buruk lalu stunting..

Ratih menyarankan, semua orang tua segera ke dokter jika kenaikan berat badan anaknya tidak sesuai target. Stunting juga berdampak buruk baik jangka pendek, misalnya penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit, dan jangka panjangnya penurunan fungsi kecerdasan yang mengakibatkan poin Intelligence Quotient (IQ).

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kabupaten Majalengka, Asri Febriantini, menyampaikan, ada 21 anggota Tim Updater Data yang bertugas mengupdate balita di desa-desa yang menjadi fokus untuk dilaporkan ke sistem yang telah disiapkan, hingga 11 Oktober 2024 progres pelaporan dari Tim Updater Data tersebut mencapai 96,29 persen.

“Pencapaian ini menduduki peringkat ketiga tertinggi di Jawa Barat, dan Tim Updater Data Kabupaten Majalengka sejauh ini tidak ada kendala dalam menggunggah data ke sistem. Padahal, daerah lain rata-rata kesulitan saat mengunggah data tersebut atau ketika turun ke lapangan,” ungkap Asri.

Dia optimistis target nol persen kasus stunting di Kabupaten Majalengka bakal tercapai asalkan konvergensi penanganannya berjalan lancar. Saat ini, Pemkab Majalengka menargetkan tidak ada kasus baru stunting, yang kini tersisa 3,12 %.

“Saat ini, kami menyasar remaja harus bebas anemia, dan jika ditemukan ada remaja yang anemia maka langsung diintervensi. Selanjutnya kami juga mendampingi ibu hamil untuk memastikan minimal diperiksa enam kali selama kehamilannya, dan bayi yang baru lahir diupayakan mendapat ASI eksklusif selama enam bulan,” ungkapnya.

Sementara itu Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi, berharap kasus stunting menurun setelah Survey Status Gizi Indonesia dilaksanakan di Majalengka.

“Kami sudah membentuk Tim Updater Data untuk mengupdate balita-balita di desa yang ditentukan untuk memastikan ada di situ. Nantinya, akan dijadikan sampel saat Survey Status Gizi Indonesia 2024 dilaksanakan di Majalengka. Kami berharap, angka stunting tahun ini menurun,” katanya.(Tat)

Related Articles

Back to top button