Dian: Pentingnya Pendidikan Agama bagi Kelangsungan Generasi Penerus Bangsa
kacenews.id-KUNINGAN-Seorang A’wan Syuriah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Provinsi Jabar, H Dian Rachmat, sebagai pemateri workshop tingkat Kabupaten Kuningan dalam rangka memperingati Harlah Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU ke-95 bertempat di MI Kadugede, Kamis (19/9/2024).
Dalam kesempatan tersebut, ketua LP Ma’arif Kab Kuningan, H Edi Suardi, Ketua Pj PCNU Kab. Kuningan, Kiai Emup Muplihudin, Sekretaris PCNU Kab. Kuningan, H Iim Suryahim, empat Kepala MI, perwakilan MTs Cipakem, serta unsur pengurus LP Ma’arif lainnya.
“Meyaksikan berbagai kejadian yang menimpa masyarakat di sejumlah daerah selama ini sangatlah memprihatinkan. Baik tindak kekerasan maupun kejahatan lainnya yang menyebabkan menghilangnya nyawa seseroang kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, perlu diantisipasi agar hal tersebut jangan sampai terulang kembali menimpa pada keluarga kita,” kata A’wan Syuriah PW NU Provinsi Jabar, H Dian Rachmat, sebagai pemateri pertama dalam kegiatan workshop implementasi kurikulum merdeka (IKM) dalam ragkaian Harlah ke-95 LP Ma’arif NU PCNU Kab. Kuningan berlangsung di MI Desa/Kecamatan Kadugede itu.
Ditembahkan Dian, banyak orang beranggapan bahwa keberhasilan atau kesuksesan seseorang hanya dilihat dari segi materi atau capaian duniawi semata. Tidak hanya itu, namun harus memiliki kecerdasan emosional, sosial, intelektualo dan kecerdasan spritual.
Orang tidak cukup hanya mengandalkan kehibatan otak, sementara kecerdasan spritual atau peningkatan iman dan takwa terabaikan. Sedangkan olah rasa, olah pikir dan olah jiwa harus kita lakukan dalam menjalani kehidupan melalui pendidikan agama. Baik yang dilakukan secara formal di lembaga pendidikan Islam maupun lembaga pendidikan lainnya.
“Oleh sebab itu, pentingnya pendidikan agama bagi kelangsungan generasi penerus bangsa agar seseorang memperoleh derjata iman dan takwa disiertai akkhlakul karimah (akhlak yang baik/mulia atas petunjuk agama), Isnya Allah, kami memiliki sebuah program ngaji diri (nyaah ka santri, ka guru ngaji, dan pesantren mandiri). Karenanya pendidikan Agama Islam itu penting dan jangan ada dikotomi madrasah dan bukan madrasah karena apapun lembaga pendidikan memiliki tugas yang sama yakni mendidik anak bangsa,” ujar H Dian.
Ditambahkan Dian, mari kita sama-sama untuk melaksanakan implementasi kurikulum merdeka (IKM) melalui proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) yang kini lagi digalakan disetiap satuan pendidikan di seluruh tanah air.
Dalam pelaksnaan IKM seorang tenaga pengajar harus keberpihakan pada siswa untuk mengembangkan minat dan bakat masing-masing. Sekarang tidak bisa memaksakan lagi kehendak dalam sebuah pendidikan tidak sesuai dengan kemampuan minat dan bakal para siswa. Namun seorang guru harus mampu memfasilitas minat, bakat dan kemampuan terkaait penterapan mata pelajaran tersebut.
“Kami sempat studi banding ke beberapa negara maju, hanya beberapa mata pelajaran saja yang diajarkan pada siswa. Sedangkan di kita siswa dijelali beberapa mata pelajar sementara hasilnya belum sesuai harapan,” tutur H Dian.
Oleh sebab itu, madrasah harus mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan jaman. Sedangkan gurunya dituntut untuk memiliki kafasitas, guru yang inspiratif, kratif, dan inovatif.
Jadilah guru yang dicintai oleh murid-muridnya, karena dalam penyampaian materi pelajaran sangat menyenangkan bagi para siswa itu sendiri.
Jangan sampai terjadi hasil pendidikan kita ini melahirkan generasi strobery, kelihatannya indah dan menarik namun sebenarnya sangat rapuh dan lemah. Terbukti saat dihadapkan pada permasalahan tidak mampu mengatasi sesuai ilmu yang dimilikinya.(Sul)