Opini

Jago-jago WTC Menghilang

Oleh: Sukanda Subrata
Penulis Lepas Cirebon

Beberapa bulan lalu, satu dua tokoh kabupaten Cirebon yang sempat digadang-gadang menjadi bakal calon bupati bermunculan di ruang-ruang publik. Keduanya berasal dari partai politik dan ulama muda milenial. Baliho – baliho besar kedua tokoh tersebut terpasang di beberapa titik di WTC (Wilayah Timur Cirebon) yang dianggap strategis, dengan senyuman penuh percaya diri. Tentu saja sebagian besar masyarakat WTC merasa senang. Berarti WTC bisa berkontribusi dalam Pilbup tahun ini. Dengan harapan jika di antaranya menjadi bupati, setidaknya WTC akan lebih diperhatikan dan bisa sejajar dengan WBC (Wilayah Barat Cirebon) dalam berbagai sektor.

Sebut aja kedua tokoh itu Teguh Rusiana Merdeka dan Abdulah Syukri alias Gus Abe. Tokoh pertama merupakan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Cirebon, dan satunya tokoh muda ulama Buntet Pesantren yang disukai kalangan generasi Z.
Memang setiap pencalonan bupati dan wakil bupati Cirebon, hampir semua calonnya berasal dari WBC, kecuali Abdul Hayyi yang merupakan ulama Ponpes Gedongan dan Insyaf Supriadi yang merupakan Kuwu Desa Rawa Urip, itu pun hanya calon wakil bupati. Setelah itu, tak ada calon bupati atau wakil bupati dari WTC.Termasuk pada pemlihan bupati dan wakil bupati 27 November 2024.

Tenggelamnya mereka dalam kontestasi Pilkada kadang tidak jelas masalahnya, kok bisa tiba – tiba sepi tak berbekas. Balihonya segera lenyap seketika. Kegagalan mereka di tengah jalan bisa jadi karena susah mendapatkan rekomendasi dari DPP partainya. Bisa jadi juga tidak mendapat izin dari atasannya karena masih berstatus ASN.
Munculnya nama – nama orang WTC secara ujug-ujug mengundang spekulasi masyarakat. Jangan-jangan hanya sebatas tolak ukur partai politik, sejauh mana tokohnya diinginkan oleh rakyat. Katakanlah semacam gambling politik untuk tujuan jangka panjang. Jangan – jangan tidak punya uang untuk mahar politiknya. Bisa jadi tidak punya modal untuk operasional, atau tidak punya nyali untuk berkontestasi di Pilbup karena latar belakang pendidikan dan keluarga. Mungkin pembaca masih ingat dengan nama H Darma Yusuf (Almarhum) yang merupakan seorang pengusaha sukses WTC, saingan berat Dedi Supardi (Almarhum) jika sampai menjadi calon bupati. Sayangnya beliau keburu dipanggil menghadap Allah Swt ketika itu.

Yang paling tidak enak jika kemunculan dua tokoh WTC itu sebatas candaan politik (kelinci percobaan), membuat masyarakat sia – sia berpikir saja dan jika iya, sungguh keterlaluan tabiat para tokoh politik di partai. Entah disadari atau tidak oleh yang bersangkutan. Mudah-mudahan keduanya tidak ke GR-an dan merasa menjadi yang terbaik di internalnya, mestinya terbaik itu menurut masyarakat. Masyarakat WTC tak begitu yakin munculnya isu calon bupati Teguh Rusiana Merdeka dan Abdullah Syukri itu atas inisiasi keduanya.Tidak mudah bagi seseorang menjadi bakal calon bupati dan calon wakil bupati. Dia harus digodok di kawah candradimuka partai dalam waktu yang tidak sebentar.

Tidak ujug – ujug muncul hanya dengan baru satu periode menjadi anggota DPRD atau karena namanya viral di media massa.Bahkan menjadi anggota DPRD nya pun bukan karena prestasi, namun karena duitnya yang kuat.
Sebenarnya ada juga tokoh WTC yang track recordnya bagus, namun dia malah memilih zona aman tidak mau ambil resiko (kalah). Justru masyarakat angkat topi jika ada tokoh yang berani kontestasi melalui jalur indenpenden.Tidak takut dengan jumlah dukungan partai pendukung lawan yang merupakan partai – partai dengan perolehan suara tinggi di DPRD.Wong yang memilih itu masyarakat individu, bukan pengurus partai. Mengapa mesti takut?

Pemilihan kepala daerah serentak (bupati.wakil bupati) tahun ini tidak diikuti oleh bakal calon dari WTC. Masyarakat harus menanti lima tahun lagi untuk melihat jago-jago WTC berkontestasi.Semoga penantiannya bukan isapan jempol belaka.Menang kalah bukan urusan manusia, namun urusan Allah SWT sang penentu.***

Related Articles

Back to top button