Jati Diri Anak-anak untuk Lingkungan Alam Sekitar
Oleh : Frian Abdulrachman Saleh, S.Pd
Penulis Lepas Cirebon
Anak-anak merupakan cikal bakal sebuah fondasi keberlangsungan tarap kehidupan di muka bumi ini. Sejatinya anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang didaulat untuk melanjutkan peradaban dalam kewarganegaraan yang baik dan benar dalam bentuk nilai jati dirinya. Fase anak-anak berlangsung hingga berusia 17 tahun, masa kanak-kanak masa yang penuh keistimewaan dan perlunya untuk dilindungi seperti halnya diberikan kesempatan bertumbuh dan berkembang dalam beragama, belajar, bermain, merawat diri, berpartisipasi dalam bersosialisasi, dan menjaga lingkungan alam sekitar sehingga menjadikan martabat anak-anak yang sangat baik. Tumbuh kembangnya anak-anak tak terlepas dari berbagai proses dinamika dalam kehidupan nyata di kesehariannya. Anak-anak juga termasuk poros dunia dalam berbagai bentuk ekologis merawat bumi. Anak-anak tak terlepaskan dari peranan penting orang tua, guru, masyarakat hingga peranan negara maupun lingkungan sosialnya. Lingkungan hidup alam sekitar kita dalam merawat bumi bukanlah soal sulit melainkan mudah untuk dilakukan.
Program Indonesia Emas mendatang mungkin tidak hanya tentang kehidupan bernegara yang baik dalam konteks sosial demokrasi hingga kemajuan perkembangan teknologi tinggi yang akan menemani nantinya, akan tetapi tentang sosial kultur dan budaya lingkungan hidup alampun perlu dilaksanakan pula. Karena lingkungan alam sekitar pun tak terlepaskan dari bumi ini khususnya di negara Indonesia kita cintai, memiliki berbagai macam sumber kekayaan alam maupun hayati yang cukup banyak, dan belum semuanya terekspos oleh masyarakat Indonesia ataupun negara.
Alam yang ada di sekitaran kita ini mempunyai banyak manfaat bagi keberlangsungan kehidupan manusia, yang mana proses cara pemanfaatannya tidak memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya, mengakibatkan mempunyai dampak luar biasa pada kerusakan lingkungan hidup alam secara ekologis. Mengapa demikian? Karena lingkungan bukanlah soal tentang bersosialisasi sesama masyarakat saja, melainkan tentang interaksi sosial terhadap lingkungan hidup seperti peranan penting menjaga alam sekitar dan merawat bumi yang kita huni ini secara baik dan benar. Untuk keberlangsungan taraf hidup yang akan mendatang, perlunya anak-anak mengetahui apa dampak positif bahkan dampak negatif dari lingkungan alam ini. Peranan ini sangat penting untuk menumbuh kembangkan dalam sajian bentuk budaya di tengah-tengah lingkungan masyarakat, karena manusia secara hierarki adalah makhluk sosial yang hidup di muka bumi ini, yang tak lain manusia memiliki berbagai bentuk kultur dalam bersosial dengan sesamanya hingga bersosial dengan lingkungan alam di sekitarnya.
Kekejaman lingkungan alam yang dirusak oleh manusia sangat signifikan dampaknya bagi keberlangsungan taraf kehidupan manusia di sekitarnya, entah disengaja maupun tidak disengaja, seperti bencana banjir, tanah longsor, udara yang tak sehat, tanah amblas, hingga pencemaran limbah pada air sungai, Manusia tak bisa lepas dari berbagai macam sumber-sumber manfaat baik sekali yang ada pada lingkungan alam itu sendiri, lantaran lingkungan alam merupakan bagian tak terpisahkan dalam kemajemukan untuk hidup berdampingan. Lingkungan alam memberikan berbagai sumber manfaat bagi kehidupan yang ada di muka bumi ini, terutama makhluk sosial yang tentunya adalah seorang anak manusia.
Sadarnya jati diri di usia dini merupakan sebuah karakter emas yang positif di masa mendatang. Jati diri anak-anak tumbuh dan berkembang dari berbagai fase yang dialaminya hingga tumbuh dewasa sebagai manusia bersosial tinggi, tentunya dilingkungan alam sekitar mereka tinggali. Pada masa fondasi fasenya, perkembangan pada anak-anak perlunya pemahaman-pemahaman tentang pentingnya kita hidup berdampingan dengan alam di sekitar kita maupun alam bebas yang ada di bumi ini. Kita bisa tanamkan kepada mereka bahwasanya nilai jati diri anak-anak untuk lingkungan alam pun penting untuk digemari, seperti membuang sampah pada tempatnya, melaksanakan penanaman bibit pohon, merawat kelestarian hutan, sungai, perkebunan, persawahan, pantai, lautan, gunung, hingga memanfaatkan kekayaan alam itu sendiri dengan sebaik-baiknya.
Meskipun di zaman sekarang ini banyak para pakar peneliti mengembangkan teknologi untuk berbagai lingkungan alam di muka bumi ini. Secara hakikatnya lingkungan hidup alam tidak bisa digantikan oleh teknologi, melainkan hanya sebagai penunjang, karena yang rusak akan menimbulkan dampak negatif yang tidak bisa dibendung oleh bantuan teknologi apalagi oleh kita sebagai manusia. Seperti halnya pencemaran limbah kimia yang membuangnya di sungai, mengakibatkan air sungai yang terkontaminasi oleh limbah kimia, dapat menyebabkan kerusakan pada seluruh ekosistem yang berada di sungai dan sangat berdampak negatif pula pada keberlangsungan area persawahan dan perkebunan yang menggunakan aliran air sungai tersebut, hingga menimbulkan mencemarkan air bawah tanah yang tak layak untuk dipergunakan manusia setiap harinya, karena memiliki racun yang berbahaya untuk keselamatan hidup manusia maupun hewan.
Daun yang berguguran sendiri ke tanah dari pohonnya merupakan salah satu dari mekanisme proses natural secara alamiah, bukan kehendak dari kita sebagai manusia. Oleh sebab itu, keberlangsungan tarap hidup di bumi yang ideal merupakan hidup yang sejajar dengan kelestarian lingkungan hidup berupa alam sekitar, karena keberlangsungan oksigen yang bersih nan asri secara alami berada pada tumbuhan yang kita pelihara dengan baik dan benar, yang merupakan akan pentingnya merawat dan menjaga lingkungan alam yang ada di sekitar kita. Pergunakan kekayaan alam hayati di bumi Indonesia dengan cara yang baik dan benar.
Tanamkan nilai tanggung jawab, rasa sayang, dan peduli terhadap jati diri anak-anak untuk lingkungan hidup alam sekitar. Bahwa jati dirinya tidak sekedar bermain, belajar, hingga berinteraksi di lingkungan alam ini, akan tetapi menyadari dirinya adalah bagian dari makhluk hidup sebagai manusia sosial yang ramah terhadap lingkungan alam di bumi ini, untuk serta turut melestarikan alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.***