Pemilu

Bakal Adu Kuat Karna–Koko Vs Pasangan Eman-Dena

kacenews.id-MAJALENGKA-Pemilihan kepala daerah di Kabupaten Majalengka di mungkinkan hanya diikuti dua partai politik yang sama sama kuat karena dukungan partai politik yang hampir sama dan sama – sama besar dengan kekuatan di parlemen yang juga kuat.
Dua pasangan kandidat tersebut adalah Karna Sobahi yang diusung PDI Perjuangan berpasangan dengan Koko Suyoko yang selamanya berada di Luar Negeri bekerja di sebuah perusahaan di Jepang, Dia diusung PKS. Pasangan yang sudah mendaftar di KPU pada Selasa (27/8/2024) inipun didukung tujuh lima partai lainnya yakni Partai Umat, PBB, Perindo dan Partai Buruh, serta PKN.

Kekuatan pasangan tersebut akan bertanding dengan pasangan Eman Suherman mantan Sekda Majalengka yang baru mengundurkan diri bulan Agustus ini. Eman yang memiliki jargon “Majalengka Langkung SAE” berpasangan dengan Dena Muhamad Ramdan seorang pengusaha.

Aktifis yang juga Ketua Prodi Pasca Sarjana di Universitas Majalengka juga Ketua ICMI Orda Majalengka, Diding Bajuri mengungkapkan, pada pilkada Majalengka akan terjadi persaingan ketatyang kedua pasangan bakal calon bupati ini sama sama punya kelebihan masing-masing.

“Menurut pendapat saya kemungkinan terjadi head to head antara pasangan Karna-Koko dengan pasangan Eman-Dena.” ungkap Diding.

Menurutnya, pada bakal calon bupati, Karna hal yang paling menonjol selain memiliki pengalaman sebagai mantan bupati dan Wakil Bupati Majalengka dua periode, juga terkenal dengan kemampuan retorikanya.

Sementara Eman Suhernan hal yang paling menonjol adalah berusia lebih muda, punya pengalaman sebagai Sekretaris Daerah serta dikenal sederhana dan familiar serta mudah merespon persoalan dengan tindakan.

Dilihat dari partai pengusungnya pasangan Karna – Koko yang diusung PDIP dan PKS serta didukung lima partai non parlemen Partai Umat, PBB, Perindo dan Partai Buruh, serta PKN sementara Pak Eman diusung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB dan PAN.

Terkait partai non parlemen, menurut Diding, apakah menjadi partai pengusung ataukah hanya menjadi partai pendukung. Dia berpandangan, kekutan perannya agak sulit diramal, mengingat keputusan MK 60 adalah keputusan yang unpredictible sehingga ada kemungkinnan konsolidasi internal dan eksternalnya tidak akan sekuat dan setajam partai yang sudah masuk di parlemen.

“Apabila dilihat dari jumlah partai pengusung maka secara kasat mata sudah terlihat peta kekuatan ada di pihak Eman apalagi jika dikaitkan secara nasional maka Eman diusung oleh Partai Penguasa yaitu Gerindra. Namun tentu gambaran di atas kertas tidak otimatis berbanding lurus dengan gambaran sebenarnya di lapangan. Tentu banyak faktor yang memengaruhi kepada calon pemilih.” ungkapnya.

Militansi pemilih dianalogikan seperti sebuah ungkapan yang sumir, sulit ditafsirkan. Hal ini selain dimungkinkan ada manuver penggembosan di dalam, juga akan terdampak adanya money politic dan politik transaksional.

Meskipun money politic dan politik transaksional secara normatif dilarang, tetapi fenomena di lapangan hal tersebut banyak terjadi.
Yang jelas menurut Diding, elektabilitas mereka akan diuji dan terbukti hasilnya pada Rabu 27 Nopemver 2024.

“Jika sampai tanggal 29 Agustus pukul 11.59 hanya ada 2 pasangan Bakal Calon. Maka akan menciptakan medan pertempuran perebutan suara yang cukup ketat.” katanya.

Karna Sobahi mengungkapkan pengalaman tiga kali mengikuti pilkada serta dua kali menjadi wakil bupati dan satu kali menjadi bupati menjadi modal baginya bagaimana membangun kekuatan, bagaimana kondisi dan situasi di lapangan, serta mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

“Kami ini pasangan yang ideal, saya dari borokrat memiliki pengalaman bagaimana mengelola pemerintahan yang baik, serta pasangan saya adalah pengusaha, pekerja swasta pengelola perusahaan besar d Luar Negeri cukup lama, memiliki pengalaman bagaimana mengelola usaha, perpaduan ini akan menajdi kekuatan untuk mensejahterakan masyarakat Majalengka,” ungkap Karna yang ingin membangun masyarakat lebih sejahtera.

Sementara itu Eman Suherman mengaku bersyukur mendapat dukungan partai politik parlemen yang cukup kuat dengan rekomendasi DPP Partai masing – masing. Ini akan menjadi modal baginya untuk mendulang suara disaat pemilihan nanti.

Dia menyebutkan, ada banyak pekerjaan manakala dirinya mendapat kepercayaan masyarakat menjadi Bupati Majalengka, mulai persoalan sosial, persoalan ekonomi, pembangunan fisik pasilitas umum yang harus dibangun dan menjadi tuntutan rakyat Majalengka.

“Saya ingin menuntaskan setuap persoalan yang terjadi di masyarakat dengan cepat, selama ini banyak persoalan yang masuk dan butuh penanganan cepat,” ungkap Eman yang mengaku tidak akan mengkotak – kotakan ASN juga masyarakat.

Siapapun yang menjadi pendukung atau tidak mendukung ketika pilkada. “Setelah selesai pilkada semua harus kembali cair, Bupati Majalengka menjadi bupati semua rakyat Majalengka,” katanya.(Tat)

Back to top button