Pemilu

Siap Daftar ke KPU Kabupaten Cirebon, PKB-Golkar Usung Luthfi-Dia Ramayana

Kacenews.id-CIREBON-Pilkada Kabupaten Cirebon semakin memanas dengan pecahnya Koalisi KIM (Koalisi Indonesia Maju). Dua partai besar, PKB dan Golkar resmi membentuk koalisi baru dan mengusung pasangan calon M. Luthfi dan Dia Ramayana. Luthfi diusung oleh PKB, sementara Dia Ramayana diusung oleh Partai Golkar.

Ketua Desk Pilkada DPD Partai Golkar Kabupaten Cirebon, Anton Maulana, mengonfirmasi bahwa koalisi ini telah resmi terbentuk dan pasangan tersebut akan mendaftar ke KPU Kabupaten Cirebon pada Kamis, 29 Agustus 2024.

“Koalisi PKB-Golkar sudah resmi keluar dari KIM dan membentuk koalisi baru. Kami mengusung Luthfi-Dia Ramayana. Keputusan ini adalah hasil dari proses panjang yang terjadi saat injury time,” ujar Anton pada Rabu (28/8/2024).

Anton menambahkan bahwa seluruh kader Golkar dan PKB di Kabupaten Cirebon telah siap sepenuhnya untuk mendukung pasangan ini demi memenangkan Pilkada yang akan digelar pada 27 November 2024. Optimisme tinggi juga menyelimuti para pendukung, yang kini fokus pada persiapan pertarungan politik yang semakin dekat.

“Kami selalu optimis bisa memenangkan pertarungan ini. Seluruh kader dan simpatisan Golkar-PKB juga harus tetap optimis dan bersatu untuk memenangkan Pilkada Kabupaten Cirebon,” tegasnya.

Dengan pecahnya Koalisi KIM, Pilkada Kabupaten Cirebon kini menghadirkan tiga pasangan calon yang akan bersaing. Selain pasangan Luthfi-Dia Ramayana dari koalisi PKB-Golkar, pasangan Wahyu Tjiptaningsih – Solichin dari Koalisi KIM, serta pasangan dari non parlemen juga dipastikan akan mendaftar ke KPU Kabupaten Cirebon pada tanggal yang sama.

Keputusan ini menandai dinamika baru dalam kontestasi politik di Kabupaten Cirebon, yang diprediksi akan semakin sengit dengan kehadiran koalisi baru ini.

Sementara seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, dinamika politik di Kabupaten Cirebon terus memanas menjelang Pilkada 2024. Dua partai besar, Golkar dan PKB, akhirnya resmi menarik diri dari koalisi KIM (Koalisi Indonesia Maju), mengubah peta kekuatan politik lokal secara signifikan.

Kepastian ini disampaikan langsung oleh Ketua DPC Gerindra Kabupaten Cirebon, H Subhan. Keputusan mengejutkan ini dipastikan setelah Subhan berkomunikasi langsung dengan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Cirebon, Teguh Rusiana Merdeka, melalui telepon WhatsApp.

Menurut Subhan, Golkar menyatakan diri keluar dari koalisi KIM dan berencana untuk mengusung pasangan calon mereka sendiri dalam Pilkada mendatang. “Iya, barusan saya sudah berkomunikasi dengan Pak Teguh. Intinya dipastikan Golkar keluar dari koalisi KIM di Pilkada Kabupaten Cirebon ini. Mau bagaimana lagi, itu hak masing-masing parpol,” ungkap Subhan, menegaskan keputusan yang telah lama dirumorkan ini.

Dengan mundurnya Golkar dan PKB, koalisi KIM kini hanya didukung oleh Partai Gerindra, Demokrat, dan PKS. Pasangan Wahyu Tjiptaningsih (Ayu) dan Solichin, yang telah menerima rekomendasi dari ketiga partai tersebut, kini menjadi satu-satunya calon yang diusung oleh koalisi KIM.

Meskipun demikian, berkurangnya dua partai besar dari barisan koalisi ini jelas membawa tantangan tersendiri bagi pasangan Ayu-Solichin dalam upaya mereka memenangkan Pilkada Kabupaten Cirebon.

Teguh Rusiana Merdeka, Ketua DPD Golkar Kabupaten Cirebon, tidak menampik kabar tersebut dan mengakui bahwa dirinya sudah berkomunikasi dengan H Subhan. Teguh juga mengungkapkan bahwa saat ini Golkar sedang menjalin komunikasi intensif dengan PKB untuk membentuk koalisi baru yang akan mengusung pasangan calon alternatif dalam Pilkada November mendatang.

“Di tingkat DPP, Golkar dengan PKB sedang melakukan komunikasi intens. Tunggu saja hasilnya nanti,” ucap Teguh, memberikan sinyal kuat tentang aliansi baru yang mungkin akan segera terbentuk.

Keputusan Golkar dan PKB untuk mundur dari koalisi KIM juga mencerminkan dinamika politik yang kian kompleks di Kabupaten Cirebon. Sebagai partai besar dengan basis massa yang kuat, langkah ini tak hanya menciptakan kejutan, tetapi juga memaksa partai-partai lain untuk mengevaluasi ulang strategi politik mereka.

Keberanian Golkar dan PKB untuk membentuk koalisi baru, terlepas dari dominasi KIM sebelumnya, menunjukkan bahwa perhitungan politik di tingkat lokal semakin tajam dan tidak ada yang bisa dianggap pasti hingga hari pemilihan.

Konsolidasi dan kesepakatan yang akan tercapai di antara partai-partai ini akan sangat menentukan arah Pilkada Kabupaten Cirebon 2024. Dengan perkembangan terbaru ini, kontestasi politik di Kabupaten Cirebon tampak semakin menarik.

Setiap langkah dari para aktor politik ini akan diawasi ketat oleh publik dan para pengamat, karena Pilkada tahun ini tidak hanya akan menentukan siapa yang akan memimpin Cirebon, tetapi juga akan mencerminkan arah baru dalam politik lokal yang lebih dinamis dan tidak terduga.(Ismail/KC)

Related Articles

Back to top button