Merasa “Dikhianati” NasDem, PKS Kabupaten Cirebon Dikabarkan Merapat ke Ayu
kacenews.id-CIREBON-Suhu politik Pilkada Kabupaten Cirebon kian memanas. Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang sebelumnya berkoalisi dengan NasDem sedang mempertimbangkan untuk keluar dari koalisi dan merapat ke calon Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsih (Ayu).
Konon, hal itu karena belum ada kesepakatan secara resmi dari koalisi ini untuk mengusung Imron-Agus Kurniawan di Pilkada, tetapi NasDem telah mengklaim sudah final. Sehingga PKS merasa ditinggal dan dikhianati oleh NasDem yang tanpa pembicaraan resmi sudah mengusung Imron-Agus.
Padahal, PKS sendiri memiliki Bakal Calon Bupati yang telah diusung, yakni Anwar Yasin. Isu ini kian menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Kabupaten Cirebon, terutama setelah santer terdengar bahwa Ayu hanya selangkah lagi mendapatkan rekomendasi dari Partai Gerindra.
Meskipun demikian, Ketua DPC NasDem Kabupaten Cirebon, Asep Budiman, sebelumnya sempat menegaskan bahwa koalisi PKS-NasDem tetap solid. Namun, dengan beredarnya isu terbaru ini, muncul spekulasi apakah koalisi tersebut benar-benar akan bertahan.
Menanggapi isu ini, Sekretaris DPC NasDem Kabupaten Cirebon, H Hermanto, mengaku belum mengetahui kebenaran kabar tersebut. Ia juga menekankan bahwa hingga saat ini, PKS dan Nasdem masih terus menjalin komunikasi dengan semua partai politik di Kabupaten Cirebon.
Hermanto menambahkan, meskipun PKS memutuskan untuk bertemu dengan Ayu, itu adalah hal yang wajar dalam dinamika politik. “Sampai saat ini, koalisi PKS-Nasdem masih solid,” tegas Hermanto, Rabu (14/8/2024).
Hermanto juga menyoroti situasi yang berkembang terkait pasangan calon dari PDIP. Meski ada spekulasi bahwa PDIP telah memilih Agus Kurniawan dari Nasdem sebagai pasangan Imron, Hermanto menyatakan bahwa Nasdem belum menerima surat rekomendasi resmi dari PDIP untuk pasangan tersebut.
“Rekomendasi NasDem jelas untuk Agus Kurniawan, dan sampai sekarang tidak ada narasi mengenai pasangan Imron-Agus,” paparnya.
Di pihak lain, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Cirebon, H Subhan, menganggap wajar jika PKS menjalin komunikasi dengan Ayu. Menurutnya, setiap calon harus berusaha membangun komunikasi dengan semua partai politik. Namun, Subhan belum mendengar kabar resmi terkait posisi PKS dalam koalisi tersebut.
“Isu seperti ini biasa dalam politik. Segala kemungkinan bisa terjadi, dan kita lihat saja nanti bagaimana dinamika koalisi di Kabupaten Cirebon berkembang,” ucapnya.
Ketika ditanya lebih lanjut apakah Gerindra akan memberikan rekomendasi kepada Ayu, Subhan menilai itu mungkin terjadi. Namun, ia menekankan bahwa keputusan akhir ada di tangan DPP.
Mengenai kabar bahwa Ayu memiliki kekuatan finansial yang lebih kuat dibandingkan calon lainnya, Subhan memilih untuk tidak berkomentar, meski mengakui bahwa biaya untuk Pilkada langsung cukup besar.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, Ketua DPD PKS Kabupaten Cirebon, H Junaedi, belum memberikan tanggapan resmi. Upaya untuk menghubungi Junaedi melalui telepon dan pesan WhatsApp belum mendapat respons.
Di balik rumor ini, beredar spekulasi bahwa Ayu telah berhasil menarik dukungan dari PKS. Jika kabar ini benar, PKS akan bergabung dengan koalisi KIM. Namun, jika NasDem benar-benar bergabung dengan PDIP, mereka akan berhadapan dengan koalisi Golkar, Gerindra, Demokrat, dan PKB.
Di sisi lain, jika PKB tetap ngotot mengusung calon E1, mereka mungkin akan melobi NasDem. Namun, jika PKB setuju untuk diposisikan sebagai E2, PDIP kemungkinan besar akan meninggalkan NasDem dan lebih memilih PKB.
Jika ini terjadi, NasDem bisa saja bergabung dengan koalisi KIM, memperkuat posisi mereka dalam kontestasi politik di Kabupaten Cirebon. Kondisi politik Kabupaten Cirebon semakin dinamis, dan perkembangan koalisi akan terus menjadi perhatian utama masyarakat menjelang Pilkada serentak 2024.(Mail)