Finansial

Kelompok Tani Hutan Desa Cemara Kulon Indramayu Budidayakan Durian Premium

kacenewa.id-INDRAMAYU-Masyarakat Indramayu lima tahun ke depan tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta atau impor dari Malaysia untuk menikmati durian premium jenis Musang King, Duri Hitam, dan Pelangi. Kelompok Tani Hutan (KTH) Desa Cemara Kulon, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu saat ini sedang merintis budidaya durian premium dengan memanfaatkan lahan non produktif.

Budidaya durian premium merupakan bagian dari program besar Taman Desa Cemara Kulon. Nantinya, taman ini dapat dimanfaatkan sebagai area wisata sekaligus sarana melestarikan dan memanfaatkan ekosistem mangrove secara berkelanjutan. Taman ini diharapkan juga mengandung nilai ekonomi bagi masyarakat. Selain menanam durian premium, KTH juga sudah menanam mangga premium dan berbagai jenis bunga yang dimanfaatkan sebagai makanan sekaligus bahan baku madu bagi program budidaya lebah mangrove.

Langkah pertama budidaya dimulai dari penanaman 70 bibit durian premium dari Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Selain durian, perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas itu turut menyumbang 50 bibit mangrove dan bibit alpukat.

Pemberian bibit ini merupakan upaya perusahaan dalam melestarikan lingkungan.

Manager Communication, Relations, and CID Regional Jawa, Hari Setyono menuturkan, selama ini perusahaan sudah banyak melakukan penanaman di wilayah operasi. “Penanaman ini tidak hanya menjadi awal dari budidaya durian premium di lahan non produktif, tetapi juga merupakan upaya nyata dalam melestarikan lingkungan, terutama ekosistem mangrove yang penting. Kami berharap inisiatif ini akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi masyarakat setempat, baik dari segi ekonomi maupun keberlanjutan lingkungan,” katanya.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Dodit Ardian Pancapana mengapresiasi dukungan PHE ONWJ terhadap KTH Cemara Kulon. “Kami mendorong penanaman di lokasi yang berdekatan dengan badan air, termasuk di area pasang surut mangrove seperti yang dilakukan oleh PHE ONWJ”, ungkap Dodit Ardian.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Desa Cemara Kulon, Sudarno. “Penanaman ini merupakan jawaban dari isu ketahanan pangan, isu perubahan iklim, dan isu kesejahteraan sosial”, tukas Sudarno.

Related Articles

Back to top button