CirebonRaya

Pelaku Bullying Mundur dari Sekolah

Tak Terima Diejek, Siswa SMP di Kota Cirebon Lukai Temannya

kacenews.id-CIREBON-Seorang siswa berinisial V (13 tahun) dari salah satu SMP di Kota Cirebon, terluka di bagian punggung gegara terkena sayatan pisau kecil atau cutter oleh teman sekelasnya, Y (13 tahun).

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Kabar Cirebon, awalnya keduanya sedang di dalam kelas dan mengikuti pelajaran P5, di mana saat itu siswa diharuskan membuat organigram, sehingga masing-masing siswa memang membawa cutter ke sekolah.

Namun, saat pelajaran tengah berlangsung, keduanya saling ejek, di mana V mengejek Y dengan sebutan sebagai anak piatu. Ibunda Y sendiri memang telah meninggal dunia.

Tak terima dengan ejekan V, Y secara reflek melemparkan cutter ke bagian punggung V sehingga menimbulkan luka. Selanjutnya, V dibawa ke ruangan UKS untuk mendapatkan perawatan, karena V menolak dibawa ke rumah sakit.

Saat dikonfirmasi, Wakasek SMPN 5 Kota Cirebon, Maman Suryaman membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, pihak sekolah berupaya melakukan mediasi di antara dua keluarga siswa tersebut. Sehari setelah peristiwa tersebut, menurutnya, sekolah pun melakukan pembinaan terhadap seluruh siswa di masjid sekolah.

“Orang tua V kemudian datang ke sekolah dan meminta Y untuk dikeluarkan. Kami sendiri bingung, sebab untuk mengeluarkan seorang siswa itu sekolah harus memiliki alasan yang sangat kuat,” ujarnya.

Sementara, pada peristiwa tersebut, menurutnya, sebetulnya Y reflek melemparkan cutter tersebut dan tidak mengira V akan terluka.

“Keduanya ejek-ejekan, dengan V menyebutkan Y sebagai anak piatu. Mungkin karena tidak terima disebut sebagai anak piatu, Y melemparkan cutter ke arah V,” ujarnya.

Ia membantah adanya tindakan bullying dalam peristiwa tersebut. Menurutnya, tindakan tersebut bukan merupakan tindakan bullying.”Namun murni saling ejek, tidak ada tindakan bullying,” katanya.

Ia menambahkan, setelah peristiwa tersebut, sekolah berupaya memediasi antara dua keluarga, namun orang tua V tetap meminta sekolah untuk mengeluarkan Y.

“Kami sudah berupaya untuk mencari solusi, termasuk mencoba memindahkan Y ke kelas lain, supaya mereka tidak satu kelas. Tapi orang tua V tetap meminta Y untuk dikeluarkan,” tuturnya.

Menurut Maman, akhirnya keluarga Y mengundurkan diri dan memilih untuk pindah sekolah. “Akhirnya pindah ke sekolah lain per Senin kemarin. Kami terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan sekolah tersebut dan akhirnya sudah pindah,” katanya.

Y sendiri, menurut Maman, merupakan siswa dari kalangan tidak mampu. Ia kini diasuh oleh kakek dan neneknya, ayahnya bekerja di Jakarta dan ibunya telah meninggal dunia. Kakeknya merupakan juru parkir di salah satu restoran di Jalan Wahidin.

“Kami turut prihatin dengan peristiwa ini. Kamipun akan terus melakukan pengawasan terhadap siswa-siswi di sekolah kami,” katanya.(Fan)

Related Articles

Back to top button