Tahu Gejrot, Kuliner Khas Cirebon yang Tak Lepas dari Cabe Rawit

kacenews.id-CIREBON- Tahu gejrot, sebagai salah satu makanan khas Cirebon, tentunya tak asing lagi bagi pencinta kuliner. Namun apa jadinya jika yang senang pedas, tiba-tiba tak ada cabai di makanan yang disajikan. Tentunya terasa hambar atau kurang nikmat.
Harga cabai yang meroket hingga kisaran Rp 60-70 ribu perkilogram, membuat pedagang tahu gejrot di sekitar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon, mengurangi cabai rawit yang biasa disajikan. Sehingga, berpengaruh pada cita rasa makanan khas Cirebon tersebut.
Meski harga cabai rawit melambung, salah seorang pedagang tahu gejrot, Sadikin mengaku tak menaikkan harga perporsi. Namun, untuk cabai dibatasi. “Harga tetap seporsi Rp 5.000, sedangkan cabai yang biasanya lima buah, kini hanya tiga atau empat,” katanya.
Sadikin menceritakan, dalam satu hari memerlukan sekitar satu kilogram cabai rawit dan satu kilogram bawang merah. Tapi karena harga cabai rawit yang mencapai Rp 68.750 ribu per kilogram, maka hanya belanja setengah kilogram cabai dan setengah kilogram bawang merah.
“Untuk bawang merah sudah mulai turun dalam kisaran Rp 29 ribuan perkilogram, yang mahal itu cabai rawit (Rp 89 ribu an),” ceritanya.
Masih dikatakan Sadikin, untuk pembeli yang suka pedas, tentunya akan komplain, ketika rasa kurang pas. “Yang membuat nikmat tahu gejrot, ya rasa pedasnya. Tapi mau gimana lagi, daripada harga perporsi dinaikkan. Lebih baik, cabai yang dikurangi,” ujarnya.
Dirinya mengharapkan, adanya penurunan harga cabai rawit dan bawang merah, karena berdampak pada pedagang kecil. “Semoga harga cabai rawit menurun, supaya pembeli merasakan cita rasa yang memuaskan saat menikmati kuliner khas Cirebon ini (tahu gejrot),” harap Sadikin.(Pra)