Ternyata Kata Tempe Berasal dari Bahasa Jawa Kuno yaitu Tumpi

Tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi kedelai. Mendapatkan tempe juga tak sulit karena di pasar atau penjual sayuran selalu memajang jualan tempe.
Tempe terbuat dari bahan utama berupa biji kedelai yang difermentasi dengan ragi sehingga menciptakan kondisi yang cocok untuk perkembangan jamur yang dapat mematangkan tempe.
Makanan ini juga kaya akan kandungan gizi seperti vitamin A, D, E, K, dan B kompleks, asam lemak, mineral, antioksidan serta zat-zat baik lainnya.
Biasanya masyarakat Indonesia mengonsumsi tempe sebagai makanan pendamping nasi. Namun panganan ini juga bisa dijadikan olahan lain seperti keripik tempe.
Kini panganan tempe sudah dikenal ke mancanegara. Bahkan di negara-negara Eropa seperti Belanda, Belgia dan Jerman.
Namun apakah Anda tahu bagaimana sejarah tempe sehingga bisa dinikmati hingga saat ini? Selengkapnya simak penjelasan berikut ini.
Tidak seperti olahan berbahan dasar kedelai lainnya seperti tahu, tauco, atau kecap, tempe bukan termasuk makanan yang berasal dari China.
Makanan ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Jawa, khususnya di daerah Surakarta dan Yogyakarta.p
Kata tempe berasal dari bahasa Jawa kuno yaitu ‘tumpi’ dan memiliki arti makanan berwarna putih yang terbuat dari tepung sagu.
Keberadaan tempe pada masyarakat Jawa tidak terlepas dari penemuan manuskrip Centhini yang menggambarkan perjalanan Mas Cebolang dari Candi Prambanan menuju Pajang dan mampir di dusun Tembayat Kabupaten Klaten.
Saat itu, kata tempe disebutkan sebagai hidangan bernama jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan.
Atas dasar itulah kemudian masyarakat Jawa telah mengenal olahan tempe sebelum abad ke-16 dan telah tersebar ke wilayah seperti Jogja, Banyumas dan Pekalongan.**