Gegara Tol Cipali, Gedung SD Negeri Mekarjaya 3 Majalengka Retak-retak dan Siswa Sering Ketakutan
Jendela Kaca Pecah, Gedung dan Lantai Retak Dipicu Getaran Kuat Lalu Lalang Kendaraan

HAMPIR sekitar 10 tahunan, gedung Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya 3, Desa Mekarjaya, Kecamatan Kertakati, Kabupaten Majalengka alami kerusakan cukup parah, bahkan hingga sekarang gedung tersebut belum juga diperbaiki.
Selain karena usia yang sudah cukup lama, kerusakan juga dituding akibat dampak getaran ruas jalan Tol Cipali karena letak gedung sekolah tersebut berada tidak jauh dari ruas tol sekitar 15 meter.
Kerusakan bangunan sekolah tersebut hampir menyeluruh. Sebagian kaca jendela pecah dan bingkainya terpaksa ditutup dengan kayu atau belahan mambu. Itu dilakukan untuk menghindari hewan liar berukuran besar masuk atau ada orang iseng masuk ruang kelas.
Dinding sekolah pun alami retak – retak, demikian juga dengan permukaan lantai keramik yang sebagian retak memanjang dan sebagian mengelupas. Beberapa area permukaan lantai bergelombang, plafon rusak dan langit-langit ruangan sebagian berlubang.
Sejumlah warga menduga rusaknya gedung sekolah tempat murid belajar selain karena usainya sudah lama, juga akibat getaran kendaraan yang melintas di ruas Tol Cipali. Menurut mereka, ketika kendaraan besar dengan tonase tinggi, getaran sangat dirasakan.
“Usia bangunan sudah lama, diperparah dengan adanya getaran kendaraan dari tol yang setiap saat dirasakan,” ungkap Karman, salah seorang warga setempat.
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Kecamatan Kertajati, Asikin mengatakan, bangunan SD Mekarjaya 3 diperbaiki pada tahun 2015. Dan hingga kini, belum pernah diperbaiki kembali. Pihak sekolah pernah mengadukan keluhan kondisi sekolah yang rusak diduga akibat getaran kepada pengelola tol, namun belum ada respon.
“Jadi getaraan terasa, bunyi nyaring kendaraan juga sedikit menganggu, apalagi kalau terjadi kecelakaan lalulintas atau pecah ban yang dialami pengendara, suaranya berdentum keras dirasakan murid,” ungkap Asikin.
Katena kondisi sekolah yang rusak, Asikin berharap pihak berwenang segera memperhatikan kondisi bangunan sekolah untuk kenyamanan dan keamanan aktifitas belajar mengajar.
Dina salah seorang murid mengatakan, dentuman suara pecah ban atau benturan kendaraan yang mengalami kecelakaan sering mengagetkan. Karena terdengar keras. “Kalau ada kecelakaan suka kaget, jadinya ramai berteriak,” kata Dina.(Ta)