Intesitas Hujan di Kabupaten Cirebon Tinggi, Banjir Mengancam Waspada Penyakit Kencing Tikus

kacenews.id-CIREBON-Curah hujan di Kabupaten Cirebon masih cukup tinggi, sehingga berbagai penyakit kini bermunculan. Salah satunya penyakit yang mengintai saat musim hujan seperti ini adalah leptospirosis.
Penyakit leptospirosis tersebut biasanya muncul ketika musim hujan atau ketika terjadi banjir di sebuah wilayah. Air hujan atau banjir yang terkontaminasi air kencing tikus, bisa menyebabkan timbulnya penyakit leptospirosis.
Meskipun sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon terendam banjir, namun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon belum menerima laporan kasus leptospirosis di wilayah yang terdampak banjir.
“Dari banjir kemarin sih tidak ada informasi terkait dengan leptospirosis. Kalau pun ada kasusnya, kebenaran bukan daerah banjir. Itu kan penyakit zoonosis berbasis binatang, itu biasanya dari kencing tikus,” ujar Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon, Nurpatmawati melalui Ketua Tim Kerja P2PM, Subhan.
Menurut Subhan, kasus leptospirosis di Kabupaten Cirebon sangat jarang terjadi. Saat ini, pihaknya tengah memastikan informasi terkait penyakit tersebut yang menimpa warga di wilayah Kecamatan Ciledug.
Terlebih, kata Subhan, wilayah tersebut bukan merupakan daerah yang terdampak banjir seperti wilayah lainnya pada pekan kemarin. “Kita lagi memastikan dulu, karena ini baru terduga, ya di daerah Ciledug,” katanya.
Ia menjelaskan, ketika seseorang terpapar penyakit leptospirosis akan merasakan gejala yang sama dengan gejala penyakit lainnya, yaitu panas, dan sakit kepala.
Hanya saja, lanjut Subhan, gejala yang khas dari penyakit tersebut, ada nyeri di bagian betis ketika sakit kepala dan panas.
“Untuk membuktikannya, harus diperiksa di laboratorium. Sedangkan untuk pencegahannya, kalau di daerah banjir ya kita pakai sepatu boot, kaki dan bagian tubuh lainnya yang basah kena air banjir harus cepat dicuci,” ujarnya.
Subhan menjelaskan, leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi air kencing tikus. Air yang terkontaminasi kencing tikus yang mengenai kulit, apalagi kulit yang terluka, sekecil apapun lukanya, akan menyebabkan terjadinya infeksi.
Penyakit leptospirosis biasanya muncul ketika musim hujan atau terjadi banjir. Ketika hujan datang, tikus akan keluar got dan air kencingnya bisa menginfeksi orang.
Meskipun penyakit tersebut mematikan, namun sebenarnya tidak begitu serius. Hanya saja, ketika dibiarkan menginfeksi lewat kulit, leptospirosis ini sama seperti infeksi yang lain.
Sehingga ketika terus terpapar, maka risikonya infeksi berkelanjutan. Ketika infeksi terus berulang, penyakit leptospirosis juga bisa mematikan.
“Mematikan iya, selama berulang terkena infeksinya. Tapi kan jarang sekali sampai ke kematian,” jelasnya.
Selain itu, tikus yang menyebabkan penyakit leptospirosis adalah tikus yang kerap masuk ke rumah atau tikus rumahan yang hidupnya di area kotor. Ia menyampaikan, daerah yang harus diwaspadai akan munculnya penyakit tersebut ialah di daerah urban.
Pasalnya, meskipun dari sisi infrastruktur jalannya kelihatan mulus dan bagus, tapi karakter daerah urban adalah kumuh di belakangnya. Namun setelah dilakukan pengecekan, daerah urban di Kabupaten Cirebon tidak ditemukan kasus leptospirosis.(Junaedi)
Pointer
Pointer
-Penyakit kencing tikus atau yang dikenal dengan leptospirosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasanya ditularkan melalui air kencing tikus yang terkontaminasi.
-Penyakit ini sering muncul saat musim hujan atau banjir, karena air yang terkontaminasi air kencing tikus bisa mengalir ke lingkungan sekitar, termasuk ke dalam rumah atau tempat-tempat umum.
-Gejala penyakit leptospirosis bisa mirip dengan flu biasa, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan terkadang mual atau muntah. Salah satu ciri khas yang membedakan adalah nyeri pada betis.
-Penularan terjadi ketika seseorang terpapar air yang mengandung bakteri Leptospira, baik melalui kulit yang terluka, ataupun lewat selaput lendir seperti mata, hidung, atau mulut.
-Penyakit ini bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan baik, karena bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan hati, ginjal, atau bahkan kematian, meskipun kasus fatalnya jarang terjadi.
-Pencegahannya adalah dengan menghindari kontak langsung dengan air yang mungkin terkontaminasi, terutama di daerah banjir, serta menjaga kebersihan lingkungan untuk menghindari keberadaan tikus.