Pendidikan

Ramadan Tetap Sekolah, Disdik Kabupaten Cirebon Siapkan Skema KBM

kacenews.id-CIREBON-Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon siap menerapkan sekema pembelajaran selama bulan suci Ramadan tahun 2025. Hal tersebut sesuai dengan surat edaran bersama (SEB) tiga menteri.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, H Ronianto mengatakan, pemerintah pusat telah mengeluarkan surat edaran bersama terkait kebijakan libur sekolah periode Ramadan 2025.

Surat edaran tentang pembelajaran di bulan Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi telah ditandatangani oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendasmen), Menteri Agama (Menag), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

“Berdasarkan SEB 3 Menteri, pemerintah menetapkan libur sekolah selama 7 hari di awal bulan Ramadan 2025. Libur sekolah ini mulai tanggal 27 Februari hingga 5 Maret 2025,” kata Ronianto, Rabu (22/1/2025)

Ronianto menyebut, selama libur di awal Ramadan pastinya, nanti ada tugas-tugas dari sekolah tentang keagamaan, seperti kegiatan salat tarawih, tadarus Al Quran dan salat lima waktu.

“Nah di tanggal 6-25 Maret 2025, anak-anak mulai berangkat sekolah. Tapi, kegiatan akan disesuaikan, biasanya ada pengurangan jam belajar antara 30-35 menit setiap jam pelajarannya,” kata Roni.

Kemudian, di tanggal 26 Maret hingga 8 April 2025 para siswa-siswi kembali diliburkan, karena cuti bersama Hari Raya Idulfitri. “Untuk pembelajaran kan ada 3 minggu, maka akan dibagi untuk pembelajaran tambahan (keagamaan) yaitu pesantren kilat,” kata Roni.

Skemanya, lanjut Roni, untuk tingkat sekolah dasar akan dibagi menjadi dua tingkatan per minggu nya, artinya ada penggabungan antara kelas nya, seperti contohnya kelas 1 dengan 3 dan seterusnya.

Kemudian, tingkat sekolah menengah pertama (SMP) skemanya setiap kelas akan mendapat giliran selama sepekan juga.

“Kebagian semingguan ya pesantren kilatnya. Kita akan melibatkan guru-guru yang kompeten. Mengapa tidak serentak, kita akui karena guru agama yang kita miliki tidak banyak, maka solusinya adalah dibagi rata. Kami juga akan libatkan guru non agama tapi yang paham tentang materi keagamaan,” kata Roni.

Ia berharap, selama sistem pembelajaran mandiri di rumah dengan keluarga, para siswa-siswi harus tetap semangat menjalankan tugas. Pasalnya, meskipun pembelajaran mandiri, pihaknya akan melakukan pemantauan.

“Kita tidak lepas begitu saja, kita akan terapkan pemantauan-pemantauan, karena kalau tidak diberi tugas, anak-anak takut terlena dan dikhawatirkan hal negatif yang akan dilakukannya,” katanya.

“Pemerintah mengimbau tetap diiringi dengan melaksanakan kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan iman dan takwa, akhlak mulia, kepemimpinan, dan kegiatan sosial yang membentuk karakter mulia dan kepribadian utama,” imbuhnya.(Junaedi)

Related Articles

Back to top button