40 Sapi di Kabupaten Cirebon Terpapar PMK, Dinas Pertanian Lakukan Vaksinasi di Enam Titik Wilayah
kacenews.id-CIREBON-Sebanyak 40 ekor sapi di Kabupaten Cirebon terkena penyakit mulut dan kuku (PMK). Bahkan tiga ekor sapi di antaranya dilakukan pemotongan secara paksa.
“Dari 40 sapi yang terkena PMK, tiga di antaranya sudah dipotong paksa. Jadi dari pada banyak masyarakat yang mengetahui dan tambah parah itu lebih baik dipotong, serta agar harga jual masih tetap,” kata Plt Kabid Peternakan pada Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Durahman saat memantau pelaksanaan vaksinasi PMK di Kelompok Tani Peternak Sapi (KTPS) Padusan di Desa Kubang Kecamatan Talun, Rabu (22/1/2025).
Disebutkannya, dari jumlah keseluruhan 40 sapi yang terkena PMK, 20 sapi di antaranya dinyatakan sembuh dan 17 sapi masih dalam perawatan serta tiga sapi dipotong paksa.
Ia mengungkapkan penanganan PMK di Kabupaten Cirebon tidak lepas dari bantuan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan paramedik. Bahkan PDHI melakukan bakti sosial untuk melakukan vaksinasi PMK di enam titik di Kabupaten Cirebon yang tersebar di wilayah timur, tengah dan barat.
“Hari ini ada enam titik, masing-masing UPT ada dua titik pelaksanaan vaksin dan pemberian vitamin serta obat buat antibodi. Untuk wilayah timur ada di Pasaleman, Lemahabang, Sigong, Jatipiring, Karangwareng. Wilayah Tengah ada di Kubang, dan Dukupuntang, sementara untuk wilayah Barat ada di Arjawinangun,” tuturnya.
Perwakilan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), drh, Nina Triyana menyampaikan, kegiatan vaksinasi PMK ini merupakan bakti sosial yang dilakukan oleh lembaganya. Namun, pihaknya hanya membantu dengan tenaga bukan bantuan obat untuk ternak.
“Kalau untuk vaksin PMK tidak ada bantuan dari PDHI, yang ada kita membantu tenaga. Karena kalau intuk vasin sudah ada dari Asosiasi Peternak dan Penggemukan Sapi Indonesia (APPSI),” katanya.
Sementara itu, dengan hanya ada tujuh dokter hewan di Kabupaten Cirebon, menurut Nina jumlah tersebut dirasa kurang. Mengingat wilayah Kabupaten Cirebon cukup luas dengan jumlah peternak yang banyak.
“Ada tujuh dokter hewan, sebenarnya sangat kurang. Karena idealnya satu kecamatan dua dokter hewan. Syukur-syukur satu desa satu dokter hewan,” katanya.(Junaedi)