Pintu Air Macet Jadi Penyebab Banjir Bandang di Desa Ciuyah Kabupaten Cirebon
kacenews.id-CIREBON-Banjir bandang yang kerap terjadi di Desa Ciuyah Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, belum ada penanganan maksimal. Salah satunya, pintu air pembuangan Sungai Ciberes yang tidak berfungsi, sehingga air tak bisa mengalir dengan lancar.
Pintu air yang puluhan tahun lalu diangkat untuk dibuka, kini dalam kondisi tidak terawat, berkarat dan macet untuk dipergunakan ketika banjir bandang melanda desa setempat.
Padahal, keberadaan pintu air tersebut sangat bermanfaat bagi penduduk. Di samping mencegah air masuk ke pemukiman. juga sebagai pembuangan air, ketika banjir terjadi.
Kuwu Desa Ciuyah, Wasminta mengatakan, keberadaan Sungai Ciberes yang hingga kini tak kunjung beres, mengenai banjir, selalu menyisakan duka mendalam bagi masyarakat. Tak hanya harta benda, melainkan infrastruktur jalan. “Saat ini memang belum banjir, tapi ketika itensitas hujan tinggi, masyarakat cemas akan terjadinya banjir,” katanya, Sabtu (18/1/2025).
Wasminta menjelaskan, berbagai upaya dilakukan pihak desa agar segera direalisasikan perbaikan pintu air tersebut, akan tetapi hingga saat ini belum membuahkan hasil.
“Kami sudah berulang kali melaporkan agar segera diganti dengan yang bisa diputar, guna memudahkan buka-tutup pintu air, namun tidak ada respons. Kami khawatir saat curah hujan tinggi, air tak bisa mengalir, karena tertutup pintu yang macet tersebut,” jelasnya didampingi Sekretaris Desa (Sekdes) setempat, Sutara.
Sutara memaparkan, meluapnya Sungai Ciberes berdampak buruk pada masyarakat dan infrastruktur, sehingga perlu adanya penanganan dari berbagai pihak. Baik BBWSCC, Pemkab Cirebon dan Kuningan.
Hal ini dikarenakan, sungai tersebut suatu saat bisa meluap, meski di desa ini tidak hujan. “Istilahnya banjir kiriman. Walaupun di sini tidak hujan tapi Kuningan hujan lebat, maka desa kami kebanjiran,” paparnya.
Masih dikatakan Sutara, belum lama ini, penanganan dari BBWSC sudah dilakukan yakni normalisasi sungai. Akan tetapi, hanya datang alat berat dan operator saja. Sedangkan biaya operasional, seperti makan dan BBM dari desa.
Di samping itu, pembangunan bronjong sepanjang sungai di desa ini sangat diperlukan, guna mencegah longsoran tanah ke sungai tersebut.
“Alhamdulillah, desa kami mendapatkan pinjaman alat berat berikut operator. Namun disayangkan, kenapa tidak sekalian saja dianggarkan untuk penanganan banjir,” tanya Sutara.
Dirinya mengharapkan, penggantian pintu air dengan cara diputar. “Pintu air tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat. Disamping mencegah air masuk ke pemukiman juga untuk pembuangan air, ketika hujan,” pungkas Sutara.(Pra)