Puluhan Ekor Sapi di Wilayah Kabupaten Cirebon Timur Terpapar Virus PMK
-38
kacenews.id-CIREBON-Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Pertanian mencatat hingga tanggal (14/1/2025) sudah ada 38 ekor sapi yang terpapar wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Dari 38 ekor sapi yang terpapar PMK, ada dua ekor sapi telah dinyatakan sembuh, sementara 36 ekor sapi lainnya masih dalam penanganan.
“Jumlah kasus di Kabupaten Cirebon sampai saat ini masih relatif terkendali. Harapan kami, jangan sampai ada penyebaran PMK ke wilayah lain,” kata PLT Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Durahman.
Ia menjelaskan, pihaknya terus melakukan mitigasi sesuai instruksi dari Kementerian Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, pihaknya melakukan langkah-langkah seperti vaksinasi, pengobatan dan pemberian vitamin untuk meningkatkan kesehatan hewan ternak yang terpapar PMK.
Bahkan, kata Durahman, pihaknya juga terus melakukan pendampingan untuk peternak melalui UPT Nakeswan. “Dengan berbagai upaya ini, dua ekor sapi yang sebelumnya terpapar, kini kondisinya mulai membaik,” katanya.
Durahman menjelaskan, berdasarkan data, kasus PMK sendiri tersebar di enam desa, yang mayoritas berada di wilayah timur Kabupaten Cirebon.
Seperti di Desa Dukuhwidara, Kecamatan Pabedilan empat ekor, Desa Sukadana, Kecamatan Pabuaran empat ekor dan Desa Pabedilan Kidul, Kecamatan Pabedilan satu ekor.
Lalu di Desa Pasaleman, Kecamatan Pasaleman tiga ekor, Desa Gebang, Kecamatan Gebang 19 ekor dan Desa Dompyong Wetan, Kecamatan Pabedilan lima ekor.
Rekapitulasi kasus PMK menunjukkan bahwa Desa Gebang di Kecamatan Gebang menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak, yaitu 19 ekor. Adapun rincian sebaran kasus tersebut berada di Desa Dukuhwidara, Kecamatan Pabedilan ada 4 ekor, Desa Sukadana, Kecamatan Pabuaran ada 4 ekor.
Ia juga menyebut untuk ternak yang terpapar PMK, bahwa luka yang paling sulit diobati adalah di bagian kaki sapi. “Kalau luka di kaki itu tantangannya besar, karena sapi membawa beban berat dan sering bersentuhan langsung dengan tanah. Tetapi untuk luka di mulut, banyak petani yang memberikan pengobatan tradisional seperti sitrun, gom untuk anak-anak dan jeruk.” katanya.
Karenanya, metode tradisional seperti pemberian air jeruk kepada ternak juga dianjurkan. “Virus PMK tidak tahan terhadap asam. Kami menyarankan peternak untuk memberikan air jeruk, yang terbukti efektif membantu proses pemulihan,” jelas Durahman.
Langkah lain yang dilakukan adalah mencampurkan pakan ternak dengan citron untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan serta melanjutkan program vaksinasi PMK secara intensif.
Lebih lanjut, kata Durahman, pihaknya memastikan, bahwa hingga saat ini tidak ada kasus pemotongan paksa atau kematian akibat PMK di Kabupaten Cirebon.
Ia berharap, peternak terus menjaga kebersihan kandang dan mengikuti anjuran dari Dinas Pertanian untuk mencegah penyebaran virus PMK.
Durahman menyebut, perubahan cuaca ekstrem sebagai salah satu faktor utama penyebab wabah ini. “Cuaca dingin dan perubahan iklim memengaruhi daya tahan tubuh hewan ternak, sehingga lebih rentan terhadap PMK,” ujar Durahman.
Ia menambahkan, lokasi geografis wilayah timur yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah berpotensi menjadi jalur penyebaran penyakit ini. Dari 38 kasus yang dilaporkan, semuanya masih dalam kategori ringan.
Distan Kabupaten Cirebon telah mengambil langkah mitigasi melalui pendampingan intensif oleh petugas veteriner dan dokter hewan di tiga wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Peternakan.
Durahman berharap wabah ini tidak meluas, khususnya ke wilayah barat Kabupaten Cirebon yang hingga kini masih bebas dari PMK. “Kami memperketat pengawasan dan memberikan edukasi kepada peternak agar mereka lebih waspada terhadap tanda-tanda PMK,” katanya.
Ia juga mengimbau para peternak untuk segera melaporkan gejala PMK pada hewan mereka agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.
“Kami berkomitmen menjaga kesehatan hewan ternak dan meminimalkan kerugian yang dialami peternak. Upaya ini dilakukan melalui pengawasan, vaksinasi, dan penyuluhan secara terus-menerus,” tutupnya.
Dengan langkah-langkah preventif dan pengawasan yang ketat, diharapkan wabah PMK ini dapat segera teratasi, sehingga peternakan di Kabupaten Cirebon tetap produktif dan aman dari kerugian lebih lanjut.(Juanedi/Mail)
Pointer
– Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit menular yang menyerang hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, dan babi.
– Gejala umum PMK pada sapi antara lain munculnya luka atau lepuhan di mulut, lidah, kuku, dan sekitar alat kelamin.
– Penyakit ini dapat menurunkan produktivitas hewan yang terinfeksi, seperti penurunan produksi susu dan kesulitan makan karena luka di mulut, bahkan menyebabkan kematian.
–
Penyebaran PMK sangat cepat, penting melakukan pencegahan dan pengendalian melalui vaksinasi, dan tindakan karantina.
– Hewan yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) tidak boleh dijual atau diperdagangkan, karena dapat menularkan penyakit ke hewan lain.
– Daging dari hewan yang terinfeksi PMK biasanya hanya akan diproses untuk konsumsi setelah dilakukan pemeriksaan veterinari yang ketat untuk memastikan bahwa tidak ada patogen lain yang membahayakan kesehatan manusia.
Wilayah Terserang
Virus PMK pada Sapi
-Desa Dukuhwidara, Kecamatan Pabedilan empat ekor
-Desa Sukadana, Kecamatan Pabuaran empat ekor
-Desa Pabedilan Kidul, Kecamatan Pabedilan satu ekor
-Desa Pasaleman, Kecamatan Pasaleman tiga ekor
-Desa Gebang, Kecamatan Gebang 19 ekor
-Desa Dompyong Wetan, Kecamatan Pabedilan lima ekor