Ayumajakuning

Polres Majalengka Terjunkan 267 Personel untuk Mengamankan Kebaktian Awal Tahun

kacenews.id-MAJALENGKA-Sebanyak 267 personel Polres Majalengka, TNI bersama aparat gabungan lainnya diterjunkan untuk mengamankan malam pergantian tahun baru 2025 serta di gereja – gereja untuk mengamankan kebaktian awal tahun di Kabupaten Majalengka, Rabu (1/1/2025) .

Disetiap gereja sedikitnyan dijaga 6 anggota kepolisian serta TNI, sebelumnya juga dilakukan sterilisasi seperti halnya ketika menjelang perayaan Natal, untuk menghindari kemungkinan adanya orang tidak bertanggungjawab.

Disampaikan Kapolres Majalengka Indra Novianto, untuk pengamanan pergantian tahun difokuskan di wilayah kota karena pusat kegiatan perayaan malam tahun baru di Kabupaten Majalengka dilaksanakan pusat kota seperti Alun – alun kota, GGM, Bundaran Munjul.

“Secara umum situasi perayaan malam tahun baru aman dan kondusif, tidak ada menonjol yang terjadi di wilayah Kabupaten Majalengka dan mengenai arus lalu lintas juga lancer. Baik dari arah Bandung ke Majalengka maupun Cirebon ke arah Majalengka semuanya lancer,” ungkap Kapolres Indra yang mengapresiasi masyarakat

Pagi hari mulai pukul 07.00 WIB sejumlah kepolisian dikerahkan untuk melakukan pengamanan di gereja yang melakukan kebaktian awal tahun, seperti yang dilakukan di Gereja Kristem Pasundan Cideres, Penyebaran Injil, Bethesda, GKP Jemaat Kadipaten dan sejumlah gereja lainnya.

Di GKP Cideres, menurut Manjlis Gereja Rina Suprihatin, diberikan khotbah perihal repleksi kehidupan yang semakin terkikisnya “silih asih, silih asah, silih asuh, sauyunan dan sabilulungan,” padahal katanya seharusnya salinmg mengasihi tanpa membeda – bedakan antar sesame.

Menurutnya, memperhatikan para peneliti perorangan ataupun lembaga, tahun 2025 adalah tahun yang penuh tantangan, baik ekonomi, politik, social, budaya, etika, hokum, HAM, nilai kehidupan dan bencana alam diprediksi ditahun 2025 tidak baik – baik saja. Sementara di Tahun 2024 masih menyisakan kepingan – kepingan amsalah yang bel;um tertuntaskan.

“Maka repleksi ini memberikan suatu renungan terkait pergumulan yang dihadapi lintas generasi,“ ungkap Rina Supriahatin.

Menurutnya, di gerejanya digelar juga opera yang menampilkan lintas generasi, mulai generasi baby Boomers, Gen X, Gen Y, gen Z dan Gebnerasi Alpha.

“Pengelompokan generasi penting untuk memudahkan perencanaan masa depan, saling melengkapi, saling memperhatikan dan saling mengasihi,” ungkap Rina.(Ta)

Related Articles

Back to top button