Finansial

Bandara Kertajati Jawa Barat Masih Sepi

kacenews.id-MAJALENGKA-Dipindahkannya penerbangan pesawat dari Bandara Husein Sastra Negara ke Bandara Kertajati serta dioperasikannya ruas Tol Cisumdawu yang semula diprediksi bakal mampu mendongkrak tingginya penumpang ke Bandara Kertajati, ternyata belum sesuai harapan.

Saat ini, sejumlah maskapai untuk penerbangan domestik ataupun mancanegara yang semula sudah beroperasi penuh, kini sementara waktu menghentikan rute penerbangannya.

Kondisi ini, sebetulnya banyak dikeluhkan sejumlah calon penumpang yang akan berpergian menggunakan penerbangan ke Kertajati.

Lisna dan Erwan asal Medan yang mengaku akan menikahkan anaknya di Majalengka, terpaksa menggunakan pesawat melalui Bandara Soekarno Hatta karena tidak adanya penerbangan melalui Bandara Kertajati.

Tahun sebelumnya, ketika melakukan lamaran, mereka menggunakan penerangan dari Bandara Kertajati. Demikian juga saat anaknya pulang lebaran Idul Fitri masih menggunakan penerbangan dari Kertajati.

“Kok sekarang engga ada yang ke Medan kenapa ya, saya pesan kok engga ada,” ungkap Lisna.

Tidak adanya penerbangan ke Medan dan sejumlah bandara lainnya, termasuk penerbangan Internasional ke Malaysia dibenarkan Senior Executive Vice President PT BIJB (Perseroda) Ronald Sinaga.

Itu terjadi sejak beberapa bulan terakhir dampak dari Covid–19 yang masih dirasakan oleh perusahaan penerbangan.

Ketika Covid-19, menurut Ronald Sinaga, banyak maskapai yang memarkir pesawatnya hingga berbulan – bulan bahkan mungkin tahun, hal ini berdampak pada kondisi pesawat. Sehingga, ketika harus dioperasikan lagi, butuh perawatan dan suku cadang tidak tersedia di dalam negeri, sehingga harus menunggu lama. Di samping itu, saat ini suku cadang harus dibeli dengan kontan.

“Akibatnya, pesawat yang ada dan masih bisa dioperasikan dengan baik, dipergunakan untuk rute lain dari bandara lain yang tingkat keterisian penumpangnya lebih baik. Ini lebih pada bisnis,” ungkap Ronald yang mengaku terus berusaha menjalin komunikasi dengan sejumlah perusahaan pemerbangan baik yang telah melakukan kerjasasama maupun yang belum.

Dampak Covid-19, populasi pesawat pun berkurang hingga 40 %, wajar jika sekarang banyak bandara yang penerbangannya berkurang.

Walaupun menurutnya load factor ke Bandara Kertajati, sebenarnya cukup tinggi mencapai 85 %, namun ke Soetta bisa mencapai 100 %, sehingga secara bisnis mereka memilih mengalihkan pesawatnya ke Soetta .

“Rute Malaysia – Kertajati berdasarkan catatan load factor tinggi mencapai 85 %. Tapi, karena ada pesawat yang butuh perawatan, akhirnya yang semula biasa dipergunakan untuk ke Kertajati terpaksa dialihkan,” ungkapnya.

Namun demikian, menurutnya, setelah Januari mendatang penerbangan Malaysia rencananya dibuka kembali.

Saat ini yang penerbangan luar negeri yang masih berjalan adalah Singapura, dengan load factor yang juga tinggi, hanya saja pesawat yang dipergunakan masih pesawat kecil dengan kapasitas penumpang 124 orang saja. Kedepan, harapannya bisa pesawat berbadan besar agar bisa memuat lebih banyak penumpang.

Disinggung soal ruas tol Cisumdawu yang semula diprediksi akan mampu mendogkrak penerbangan ke dan dari Bandara Kertajati ternyata tidak sesuai ekspektasi, Ronald menyebutkan bahwa wilayah Ciayumajakuning serta Rebana hingga saat ini belum menajdi pusat bisnis namun baru tumbuh.

Padahal, orang melakukan penerbangan itu di antaranya untuk berbisnis, berwisata dan melakukan kunjungan.

“Untuk bisnis, belum begitu banyak karena wilayah Ciayumajakuning belum menjadi tempat bisnis, kedepan kita berharap bisa menjadi tempat bisnis agar mampu mendongkrak jumlah penerbangan,” ungkapnya.

Sementara itu, rute penerbangan untuk domestik masih Bali dan Balikpapan yang load factornya cukip tinggi.

Diskon bagi maskapai

Ronald Sinaga menyebutkan, untuk menarik perusahaan maskapai, pihaknya sudah berusaha melakukan komunikasi dan memberikan diskon bari perusahaan yang melakukan kerjasama dengan PT BIJB.

Jika sebelumnya harga aftur di Bandara Kertajati disebut mahal, kini harga aftur sama dengan bandara lain termasuk Soetta. Walaupun sebetulnya penentuan harga bahan bakar tersebut bukan PT BIJB yang menentukan.

PT BIJB juga memberikan diskon parkir pesawat yang lumayan besar bagi perusahaan penerbangan yang melakukan kerjasama.

Harapan lain, penerbangan umrah bisa dilakukan dari Bandara Kertakati. Persoalannya sekarang tinggal bagaimana keseriusan dan keinginan travel agen untuk melakukan penerbangan dari Kertajati.

Karena sebenarnya, bagi masyarakat Jawa Barat bagian timur, melakukan penerbangan dari Kertajati akan lebih hemat, lebih aman dan lebih sehat jika dibanding harus melakukan penerbangan dari Soetta.

“Bayangkan kalau ke Soetta, perjalanan darat jauh butuh waktu tepuh lebih lama, karena jauh, belum terjadi kemacetan di perjalanan, dengan begitu kondisi fisik akan lelah,” ungkap Ronald.

Hal itu menurutnya kembali lagi ke persoalan bisnis yang dilakukan oleh pihak travel. Karena, travel umrah tidak semata ibadah melainkan di dalamnya terkandung unsur bisnis.

Sementara itu, sejumlah biro perjalanan haji asal Majalengka dan Cirebon menyebutkan, penerbangan dari bandara Kertajati bisa lebih hemat dan jarak lebh dekat. Namun, dari unsur bisnis berkurang banyak.

“Kalau dari Soetta kan ada keuntungan juga dari angkutan darat, belum jemaah juga diinapkan terlebih dulu di Jakarta, dari dua sektor ini cukup lumayan. Nah, kalau dari Kertajati langsung berangkat angkutan pasti murah karena dekat, keuntungan pasti dipangkas, lah tapi jangan sebut saya ya,” ungkap seorang karyawan sebuah biro perjalanan asal Cirebon.

Banyaknya maskapai yang menghentikan rute penerbangan, memaksa pihak perusahaan milik Pemprov Jawa Barat ini pun memaksa pihak manajemen untuk melakukan penghematan anggaran hingga 40 % lebih atau sekitar 117 miliar per tahun.

Menurut Senior Executive Vice President PT BIJB (Perseroda) Ronald Sinaga dan VP of Corporate Secretary PT BIJB, Dian Nurrahman ada banyak sektor yang kini dihemat semisal lampu – lampu penerangan yang ruangannya tidak dimanfaatkan dimatikan, demikian juga dengan pendingin ruangan, saat tidak ada penerbangan beberapa peralatan juga dimatikan dan sejumlah sektor lainnya.

Untuk menutupi biaya operasinal selama belum tertutupi dari pengelolaan bisnis, sementara dibiayai dari para pemegang saham.

Meski sudah bertahun – tahun perkembangan Bandara Kertajati belum menunjukan kemajuan yang signifikan para pengelola bandara tetap optimis dan menaretkan 5 tahun kedepan di 2030 BIJB akan maju menyamai bandara lain yang kini sudah maju, yang juga sebelumnya sempat tertatih – tatih.

Untuk maju butuh dukungan dan peranserta banyak pihak, pemerintah, maskapai, agen travel, dan penumpang serta para pelaku bisnis.(Ta)

Pointer

-Bandara Kertajati atau Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) resmi beroperasi tanggal 24 Mei 2018.

-Memiliki landasan pacu tunggal sepanjang 3.000 meter dan dapat menampung pesawat berbadan lebar seperti boeing 777.

-Sebagai penyangga untuk membantu memudahkan lalu lintas udara di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta.

-Memiliki kapasitas total hingga 29 juta penumpang setiap tahun, dengan banyak ruang untuk ekspansi.

-Sayangnya, sejumlah maskapai untuk penerbangan domestik ataupun mancanegara yang semula sudah beroperasi penuh, kini sementara waktu menghentikan rute penerbangannya.

-Ketika Covid-19, banyak maskapai yang memarkir pesawatnya hingga berbulan – bulan, berdampak pada kondisi pesawat. Sehingga, ketika harus dioperasikan lagi, butuh perawatan dan suku cadang tidak tersedia di dalam negeri.

-Banyaknya maskapai yang menghentikan rute penerbangan, memaksa pihak perusahaan milik Pemprov Jawa Barat ini pun memaksa melakukan penghematan anggaran hingga 40 % lebih atau sekitar 117 miliar per tahun.

-Untuk menarik perusahaan maskapai, PT BIJB memberikan diskon parkir pesawat. Kemudian, hika sebelumnya harga aftur di Bandara Kertajati disebut mahal, kini harganya sama dengan bandara lain termasuk Soetta.

-Penerbangan umrah diharapkan bisa dilakukan dari Bandara Kertahati.

Related Articles

Back to top button