Puslabfor Teliti Material Baja Ringan SMPN 1 Talun Kabupaten Cirebon
kacenews.id-CIREBON-Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri turun tangan menyelidiki insiden robohnya atap baja ringan di SMPN 1 Talun, Kabupaten Cirebon. Sebagai bagian dari penyelidikan, tim Puslabfor membawa sampel material berupa genteng dan baja ringan untuk diuji lebih lanjut di Mabes Polri.
Kehadiran tim forensik ini dikonfirmasi oleh Kabid SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Ade Kandar. Menurutnya, tim yang berjumlah tiga orang itu telah melakukan pemeriksaan langsung di tempat kejadian perkara (TKP).
“Sabtu kemarin memang ada tim dari Puslabfor, dan saya sendiri yang mendampingi kedatangan mereka. Kasus ini sudah sepenuhnya ditangani pihak kepolisian,” ujar Ade, Senin (16/12/2024.
Ia menambahkan, hasil pemeriksaan Puslabfor nantinya akan diserahkan ke Polresta Cirebon.
Ade juga mengungkapkan bahwa atap baja ringan tersebut baru dibangun sekitar tiga tahun lalu dengan nilai proyek sekitar Rp 153 juta. Namun, ia tidak menampik adanya rekam jejak buruk dari pihak rekanan proyek, CV. Talun Agung.
“Perusahaan ini sudah beberapa kali bermasalah, termasuk tiga kali kejadian atap bangunan yang roboh. Bahkan, baru saja selesai menangani kasus serupa di SMPN Greged, sekarang muncul lagi di SMPN 1 Talun,” ungkapnya.
Terkait sanksi, Ade memastikan bahwa CV. Talun Agung telah masuk daftar hitam (blacklist). Disdik juga telah mengajukan permohonan resmi kepada Inspektorat. Namun, nasib pihak lain yang terlibat masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian.
“Secara otomatis CV. Talun Agung sudah kami blacklist. Untuk rekanannya, kita tunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut,” tegasnya.
Insiden ambruknya atap baja ringan di SMPN 1 Talun terjadi pada Selasa (6/12/2024). Saat kejadian, beberapa siswa tengah mengikuti tes remedial di ruang kelas. Akibatnya, tujuh siswa mengalami luka serius dan langsung dievakuasi ke rumah sakit.
Dugaan awal menyebutkan bahwa baja ringan tidak mampu menahan beban genteng yang dipasang di atasnya, yang diduga tidak sesuai spesifikasi.
Ada juga indikasi bahwa material baja ringan yang digunakan tidak memenuhi standar kualitas. Penyebab pasti robohnya atap ini masih menunggu hasil investigasi Puslabfor dan kepolisian.(Mail)