Pemkab Majalengka Gelar Festival Buah Lokal, Mangga dan Pisang Apuy Diserbu Pengunjung
kacenews.id-MAJALENGKA-Festival mangga gedong gincu dan cau (pisang) apuy khas Majalengka yang digelar Pemda Majalengka di Alun–alun Kota Majalengka diserbu pengunjung yang berebut makanan gratis dari kedua jenis buah tersebut, Minggu (15/12/2024).
Ratusan sisir pisang apuy yang disajikan di beberapa tempat dan orang sunda menyebut nyiru menjadi daya tarik pengunjung alun –alun. Karena mungkin pisang apuy ini masih jarang dijajakan para pedagang di pasar tradisional apalagi pedagang keliling karena pisang apuy belum disemua daerah ada dan ditanam petani.
Tak heran ketika pisang apuy yang warnanya kekuningan dan berbentuk lancip serta rasanya yan khas disediakan dengan gratis, langsung diserbu dan habis.
Pada festival juga tersedia mangga gedong gincu yang disajikan dengan beragam. Ada yang dikerat ukuran kecil lenkap dengan bumbu rujak sehingga segar kala dimakan siang hari disaat cuaca panas. Tersedia juga keratan berbentuk kubus namun mangga dalam kondisi matang sehingga pengunjung tinggan mengambil dan memakannya.
Jus mangga gedong juga tersedia diarena festival yang dimulai pada pagi hari pukul 08.00 WIB dan berakhir menjelang siang karena makanan–makanan yang tersedia habis diserbu pengunjung yang datang dari berbagai daerah.
Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi menyebutkan, ada sekitar 2 tonan mangga gedong gincu dan pisang apuy disajikan sengaja untuk dinikmati masyarakat Majalengka yang datang ke tempat festival.
“Kedua jenis buah buahan ini asli Majalengka yang telah memiliki hak paten. Mangga gedong gincu akan diekspor ke Jepang,” ungkap Dedi yang mengaku ingin memberikan kegembiraan kepada masyarakat Majalengka diakhir tahun sekaligus mengekpos bahwa kedua jenis buah – buahan ini telah menjadi kebanggan arga Majalengka.
Dedi ingin, produksi mangga gedong gincu dan pisang apuy ini produksinya lebih ditingkatkan, terlebih pasar luar negeri kini tidak hanya Arab Saudi namun juga ada pasar baru yakni Jepang yang sudah belasan tahun menghentikan penermaan mangga gedong gincu dari Majalengka dengan alasan terserang lalat buah.
“Sekarang kualitas mangga dari Majalengka sudha jauh lebih baik dibanding kualitas produksi dari kabupaten lain, hanya sayangnya produksi belum sesuai harapan. Kami ingin produksi lebih meningkat apalagi kebutuhan pasar luar negeri kini cukup banyak,” ungkap Dedi.
Melalu festival dia ingi mendorong petani dan pelaku usaha lainnya mengembangkan produksi mangga gedong gincu, karena mangga bisa ditanam di manapun termasuk dipekarangan rumah.
“Katakan saya orang Majalengka dan saya tanam mangga.” katanya
Sementara itu Sofiah Wilandari dan Faiza Fatiasari yang mengunjungi festival mengaku senang bisa menikmati makanan gratis, menikamti rujak dan pisang apuy yang sebelumnya tidak dikenalnya.
“Ia saya orang Majalengka tapi bar tahu kalau pisang apuy seperti ini, tahunya pisang jenis lain saja,” ungkap Faiza.(Ta)