Skema Penyaluran Pupuk Subsidi Akan Berubah, Gapoktan Perlu Persiapan Matang
kacenews.id-CIREBON–Pemerintah berencana mengubah skema penyaluran pupuk subsidi melalui gabungan kelompok tani (gapoktan). Perubahan sistem distribusi tersebut lantaran pada pola distribusi melalui kios diduga sarat penyalahgunaan.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ono Surono, mengungkapkan, perubahan sistem distribusi dari kios ke gapoktan ini tidaklah mudah. Menurutnya mengubah jalur distribusi pupuk subsidi membutuhkan persiapan yang matang.
“Sistem distribusi pupuk yang sudah disampaikan oleh Menteri Pertanian (Mentan) yang informasinya langsung ke gapoktan ini, tentu perlu persiapan, tidak mudah untuk mengubah jalur distribusi tersebut,” kata Ono usai melakukan pertemuan dengan Pj Bupati di Kantor Bupati Cirebon pada Selasa (10/12/2024).
Ia mengemukakan, salah satu persiapan menghadapi perubahan dari sistem tersebut ialah melakukan pembahasan dini bersama Pemkab Cirebon melalui Dinas Pertanian (Distan), gapoktan dan para penyuluh pertanian.
“Itu yang saya sampaikan ke Pj Bupati Cirebon untuk Distan dan gapoktan serta penyuluh dan lainnya agar dibahas lebih dini terkait persiapan perubahan sistem distribusi tersebut,” katanya.
Sejalan dengan pembahasan tersebut, lanjut Ono, pihaknya juga akan melihat kemampuan gapoktan sebagai penyalur di tingkat bawah. Karena gapoktan harus menyiapkan modal untuk dapat mengambil pupuk subsidi.
“Jadi, harus dipersiapkan misalnya dalam hal permodalan. Karena DO-nya harus ditebus. Maka kelompok harus mempersiapkan diri,” ujarnya.
Selain permodalan, kata Ono, gapoktan juga harus menyiapkan gudangnya. Namun untuk menyiapkan gudang tersebut, gapoktan dapat berkoordinasi dengan pemdes setempat atau pihak lainnya termasuk Pemkab Cirebon.
Menurutnya, distribusi pupuk subsidi dengan sistem langsung ke petani, merupakan langkah yang paling tepat. Bahkan ia meyakini, dalam sistem distribusi tersebut tidak akan ada “permainan” seperti proses distribusi yang dilakukan oleh penyalur-penyalur sebelumnya.
“Kalau kemarin kan kita banyak menerima laporan, karena melalui kios, maka siapa yang menaruh uang duluan, walaupun tidak dari desa itu petaninya, ya dia dapat pupuk subsidi,” katanya.
Ono menyampaikan, kuota penyaluran pupuk subsidi sudah ditentukan berdasarkan luas lahan yang dimiliki para petani di masing-masing desa. Sehingga, dengan proses distribusi langsung melalui gapoktan, tidak ada lagi petani yang kesulitan mendapatkan pupuk subsidi.
Sementara itu, Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya menyampaikan terima kasih dengan berbagai perhatian yang diberikan kepada daerahnya.
Menurutnya selain membahas persiapan rencana perubahan sistem distribusi pupuk subsidi, ada beberapa hal lain yang menjadi fokus perhatian dalam pertemuan tersebut.
Di antaranya, terkait infrastruktur, pengendalian banjir, ketahanan pangan, dan beberapa hal lain terkait kesiapan untuk pergantian kepemimpinan di Kabupaten Cirebon.
Menurut Wahyu, pembicaraan terkait beberapa hal tersebut menjadi perhatian pihaknya. Bahkan ada beberapa hal yang akan ditindaklanjuti bersama-sama untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
“Beberapa hal juga menjadi prioritas untuk penganggaran di 2025 perubahan dan 2026. Insya Allah itu akan terdistribusi dalam berbagai anggaran yang bisa diakses untuk Kabupaten Cirebon,”katanya.(Junaedi)